Ganjar dapat merangkul semua orang dan menjadi milik dari seluruh rakyat Indonesia. Penggalan kata-kata ini membuka proses identifikasi tentang siapa pendukung Ganjar secara psikososial.Â
Siapa pun yang mendengar lagu "Ganjar siji, Ganjar kabeh" dan merasa bahwa mereka adalah bagian dari Ganjar, maka pada saat itu terbentuk hubungan batin dan kepercayaan.
Ketiga, "Ganjar memang mempesona, sampai kita terpesona": bagian ini mencoba memprovokasi pendengar dengan visi yang positif untuk menarik kekaguman rakyat sebanyak mungkin pada Ganjar.Â
Ada generalisasi yang mewakili suara mayoritas "kita" bukan "saya". Inilah kekuatan pengaruh sang seniman. Dia mencoba membawa banyak orang untuk mengagumi Ganjar.Â
Seorang seniman percaya bahwa kata-katanya memiliki kekuatan yang kuat, bahkan lebih kuat daripada aksi demonstrasi di jalan.
Keempat, akhirnya harus menuju ke sana. Penggalan terakhir ini merupakan tujuan yang ingin diperjuangkan oleh seluruh rakyat Indonesia dalam konteks Pilpres 2024 ini.Â
Namun, penggunaan "harus ke sana" terdengar kurang elegan, seolah-olah ada unsur paksaan.Â
Sementara itu, dari sudut pandang lain, saya melihat bahwa diksi tersebut lebih menggambarkan realitas dilematis yang dihadapi oleh rakyat Indonesia saat ini.
Rakyat berhadapan dengan pilihan calon presiden, dan di sinilah optimisme sang seniman mengilhami.Â
Meskipun ragu dan bimbang, serta terdapat dilema dan kontroversi, pada akhirnya pilihan kita adalah Ganjar, dan kita perlu bergerak maju.
Salam berbagi, Ino, 19,07.2023.