Koperasi lebih fokus pada masyarakat biasa dan pedagang kecil yang hanya berjualan kecil-kecilan di pasar. Cicilan pengembalian yang sangat kecil, seperti 500 per hari, diakomodasi di sana.
Tidak mungkin bagi bank pemerintah memiliki pilihan seperti itu. Dari sana terlihat perbedaan pilihan antara koperasi dan bank-bank swasta serta bank pemerintah.
Pegawai bank akan terus mencari orang-orang yang mereka tahu memiliki banyak uang, sementara pegawai koperasi menjalin hubungan yang lebih akrab dengan tetangga dan orang-orang di sekitarnya.
Kenyataannya memang terlihat bahwa koperasi lebih digemari oleh masyarakat desa, sementara bank lebih diminati oleh pegawai dan orang-orang berpendidikan tinggi.
Kenyataan dan kritikan
Padahal, kenyataannya, masyarakat yang bukan merupakan kelompok pegawai jauh lebih banyak. Itulah sebabnya mengapa koperasi lebih diminati daripada bank pemerintah dan swasta.
Itu adalah beberapa kenyataan yang pernah saya lihat pada tahun 2010 di Maumere, Flores, NTT. Apakah kenyataan seperti itu masih berlaku hingga sekarang? Bisa jadi.
Namun, ada pula fenomena baru yang mulai terlihat dalam konteks koperasi yang semakin besar dan sistemnya semakin canggih, yaitu semakin berkurangnya nilai simpati, empati, dan keramahtamahannya di sana.
Artinya, semakin besar sebuah koperasi, perilaku hubungan sosialnya semakin formal, dan itu terasa semakin menjauh dari jiwa koperasi itu sendiri.
Pertanyaannya adalah jika koperasi menjadi sama dengan bank, apa bedanya lagi?Â
Dari kenyataan tersebut, sangat penting bagi koperasi untuk tetap memperhatikan beberapa hal ini: