Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ragam Fungsi Pisang dalam Narasi Kehidupan Masyarakat NTT

7 Juli 2023   02:10 Diperbarui: 8 Juli 2023   07:51 1154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pohon pisang, tanaman pisang, budidaya pisang.(SHUTTERSTOCK/UNDERWORLD)

Ilustrasi pohon pisang, tanaman pisang, budidaya pisang.(SHUTTERSTOCK/UNDERWORLD)

Pisang memiliki berbagai jenis, serta beragam fungsi, tutur adat, dan makna. Jangan lupa untuk menanam pisang | Ino Sigaze.

Saya tidak menyangka bahwa pisang menjadi topik yang dipilih untuk Kompasiana. Ketika membaca uraian singkat tentang topik pisang, saya langsung teringat cerita beberapa waktu lalu di sebuah rumah makan Afrika di kota Mainz, Jerman.

Pada saat itu, ada teman dari India dan Korea yang mengajak saya makan di Restoran Afrika. Saya menerima undangan tersebut karena merasa penasaran.

Saat kami makan nasi campur, kami menemukan pisang goreng yang dicampur dengan nasi. Itu adalah saat saya menyadari bahwa pisang ternyata adalah makanan khas orang Afrika yang dicampur dengan nasi.

Fungsi utama dari pisang tentu saja sebagai bahan makanan. Dari pengalaman di atas, terlihat jelas bahwa pisang tidak hanya dimakan oleh warga NTT saja, tetapi juga dikenal dan dimakan oleh orang di seluruh dunia.

Meskipun fungsinya sama dari segi pangan, cara pengolahannya sangat beragam dan unik. Di Flores, ada beberapa cara pengolahan pisang, antara lain cara paling tradisional yaitu memanggang pisang atau disebut "muku tunu" dalam bahasa Ende.

"Muku tunu" dianggap sangat penting dalam hubungannya dengan ritual adat syukur panen yang disebut upacara "ka uwi-kero jawa" atau makan umbi-umbian dan makan jagung.

Pada saat itu, pelaku ritual bersama seluruh anggota suku melakukan upacara memanggang pisang dan memakan pisang bakar. Hal itu terkait dengan komitmen adat bahwa mereka harus bisa menjadi seperti para leluhur mereka yang tidak terpengaruh oleh kemodernan.

Dalam ritual tersebut, mereka hanya diperbolehkan makan pisang bakar dan tidak boleh makan nasi dan daging. Namun, dalam kehidupan sehari-hari, sebagian orang memiliki kebiasaan bersama seperti saat rekreasi di pantai, mereka sering makan pisang dan ikan bakar, ditambah dengan sambal khas Flores.

Ragam fungsi pisang dalam narasi kehidupan masyarakat NTT | Dokumen pribadi oleh Ino Sigaze.
Ragam fungsi pisang dalam narasi kehidupan masyarakat NTT | Dokumen pribadi oleh Ino Sigaze.

Orang Ende memiliki tutur sendiri, yaitu "ka muku tunu nee koro sie sombe" atau makan pisang bakar dengan sambal khas. Terlebih lagi, saat musim Ipu, kombinasi Ipu dan pisang bakar sangat cocok dan lezat.

Selain dibakar, pisang juga dapat direbus, dikukus, dan digoreng. Cara-cara pengolahan ini sudah umum dan tidak lagi dianggap sebagai hal yang baru.

Bagaimana dengan kenyataan pisang di Flores, NTT?

Pisang termasuk salah satu jenis tumbuhan yang sangat penting. Peran penting pisang terletak pada fungsinya yang sangat dihargai dalam tutur dan tatanan adat di Flores.

Dalam konteks adat Ende, misalnya, pisang disebut "muku". Muku melambangkan pria. Dalam urusan adat, "muku" tidak dapat dipisahkan dari kue edet yang disebut "fizu". 

Fizu melambangkan perempuan. Muku dan Fizu adalah simbol dari dua orang muda yang sedang membangun hubungan cinta.

Dalam urusan adat perkawinan di Ende, Flores, sulit untuk memisahkan muku dan fizu. Kita tidak bisa membicarakan hukum adat perkawinan tanpa mempertimbangkan dua individu yang saling mencintai. Dalam tradisi adat, ungkapan cinta antara dua insan ini disimbolkan dengan pisang dan kue cucur (fizu).

Pisang juga sering muncul dalam tutur adat dan syair lagu yang mengandung pesan moral tertentu. Biasanya, pada acara pesta sekolah, pentahbisan, dan syukuran imam, beberapa penyanyi membawakan lagu-lagu bahasa daerah dengan lirik yang menyebutkan pisang.

Salah satu ungkapan yang masih saya ingat dari seorang bapak pada tahun 2008 adalah sebagai berikut, "muku te teo, kau mae pui rewo" yang berarti jangan petik pisang yang sudah matang.

Dalam ungkapan itu, peran pisang tidak lagi sebagai lambang laki-laki, melainkan lebih dianggap sebagai simbol kecantikan perempuan yang tidak boleh disentuh.

Ungkapan tersebut juga mencerminkan pesan moral dalam hukum adat Ende yang sangat menghormati perempuan. Kecantikan perempuan diumpamakan dengan pisang berangan yang matang dan warna kulitnya yang kuning kemerah-merahan.

Pisang, tumbuhan multiguna

Pisang memiliki peran yang sangat penting dalam masyarakat adat Ende, Flores. Selain memiliki beragam makna dalam konteks adat, pisang juga termasuk dalam jenis tumbuhan yang memiliki banyak fungsi.

Ternyata, pisang tidak hanya memiliki buah yang dapat dimakan. Semua orang tahu bahwa jantung pisang bisa dimakan, tetapi yang mengejutkan adalah pucuk yang sangat halus di dalam batangnya juga dapat dimakan.

Pada tahun 1999, saya mencoba rujak lawar daun muda pisang untuk pertama kalinya. Rujak ini dimakan dengan jagung goreng dan sambal pedas. Ternyata rasanya enak dan membuat saya merasa tergoda.

Apalagi jika ada sambal dengan kulit jeruk yang harum. Tidak hanya itu, ternyata pelepah pisang yang lembut dapat diiris tipis dan dimasak bersama dengan bahan sayuran lainnya untuk membuat sup.

Ketika mengingat cara-cara pengolahan pisang di Flores, terasa jelas betapa pisang adalah tumbuhan yang sangat akrab dalam kehidupan masyarakat dan sangat mudah diolah menjadi berbagai hidangan.

Selain jenis pucuk, daun, dan pelepah yang muda dan dapat dimakan, sebagian besar penduduk Flores menanam pisang sebagai cadangan makanan untuk ternak mereka.

Batang pisang tidak hanya digunakan sebagai pakan babi, tetapi juga sebagai pakan sapi. Jadi, sangat jelas betapa pentingnya pisang bagi manusia dan makhluk hidup lainnya.

Pisang memiliki peran sebagai pelindung mata air

Salah satu peran yang jarang diketahui adalah terkait dengan fungsi pohon pisang sebagai tumbuhan penghasil air. Pohon pisang memiliki kemampuan untuk menyimpan air.

Oleh karena itu, tidak mengherankan jika kebanyakan tumbuhan pisang tumbuh di daerah yang memiliki ketersediaan air yang cukup. Selain membutuhkan air, pisang juga mampu menghasilkan air.

Saya masih ingat pada tahun 1988, di kebun, ibu saya memotong pelepah pisang jumbo, dan saya minum air yang keluar dari pelepahnya. Air tersebut sangat segar dan bersih. Namun, jenis populasi pisang jumbo semakin sedikit. Padahal, buahnya sangat manis untuk dimakan, dan pelepahnya dapat menjadi sumber air.

Fungsi lain dari pisang yang sudah kedaluwarsa, namun menakjubkan

Fungsi lain yang menurut saya tidak bisa dilupakan, meskipun sudah kedaluwarsa, adalah fungsi daun pisang saat musim hujan. 

Ketika saya masih sekolah dasar, daun pisang sering digunakan sebagai payung gratis saat hujan. Daun yang sama juga dapat digunakan sebagai pembungkus makanan, seperti gorengan. Sementara itu, pelepah pisang yang sudah kering dapat digunakan sebagai tali pengikat.

Selain itu, ada fungsi lain yang dianggap mujarab oleh masyarakat Ende. Mereka mungkin tidak tahu apa kandungan yang ada dalam kulit pisang, tetapi kenyataannya membuktikan bahwa menggaruk kulit pisang dengan lembut dapat menghentikan pendarahan pada luka, baik di tangan, kaki, atau bagian tubuh lainnya. Saya sendiri pernah mengalami pengalaman ini.

Hanya dalam beberapa menit setelah luka pada jari saya teriris, saya membungkusnya dengan kulit pisang yang digaruk secara halus, dan dalam waktu singkat, luka di tangan saya sudah mengering.

Dari pengalaman tersebut, mungkin perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengungkap kandungan zat apa yang dapat dihasilkan dari kulit pisang yang masih mentah.

Banyak petani di desa menggunakan pelepah pisang sebagai kotak pelindung untuk bibit tanaman mereka. Hal ini karena kulit pisang mengandung air dan memiliki sifat tahan panas. Oleh karena itu, para petani menggunakan pelepah pisang sebagai bahan pelindung panas untuk tanaman yang baru tumbuh.

Sebagian masyarakat di sana juga menggunakan batang pisang ketika mereka menempa besi tua menjadi parang atau senjata berburu. Batang pisang digunakan untuk memastikan kualitas besi setelah dibakar dalam bara api selama beberapa jam. Fungsi batang pisang sebagai peredam panas memang sangat efektif.

Demikianlah beragam fungsi pisang, mulai dari fungsi sebagai bahan makanan, dalam konteks adat di Ende, Flores, hingga sebagai obat-obatan dan fungsi lain yang efektif digunakan oleh para petani.

Kesimpulan

Pisang memiliki berbagai fungsi dan makna yang menarik, antara lain:

1. Sebagai sumber makanan: pisang adalah salah satu sumber makanan yang penting bagi manusia. Buah pisang mengandung nutrisi yang baik, seperti serat, vitamin, dan mineral. Pisang dapat dikonsumsi langsung, diolah menjadi makanan penutup, dimasak menjadi hidangan, atau dijadikan bahan dalam kue dan roti.

2. Sebagai sumber air: seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pohon pisang memiliki kemampuan untuk menyimpan air dalam batangnya. Ini membuat pisang menjadi tumbuhan yang dapat memberikan sumber air dalam situasi kekeringan atau daerah yang sulit mendapatkan pasokan air.

3. Dalam konteks adat dan makna simbolik: pisang memiliki peran yang penting dalam tutur dan tatanan adat di berbagai budaya, seperti adat Ende di Flores. 

Pisang dapat melambangkan simbol-simbol tertentu, seperti pria (muku) dan perempuan (fizu), serta digunakan sebagai simbol cinta dan hubungan antara dua insan muda. Makna simbolik ini memberikan nilai budaya dan adat yang kaya pada penggunaan pisang.

4. Sebagai bahan pengobatan tradisional: beberapa bagian dari pisang, seperti daunnya, diketahui memiliki sifat penyembuhan dan digunakan dalam pengobatan tradisional. 

Kulit pisang yang masih mentah dapat digunakan untuk menghentikan pendarahan pada luka, sementara daun pisang dapat digunakan untuk mengobati berbagai penyakit kulit dan gangguan kesehatan lainnya.

5. Sebagai bahan non-pangan: Selain sebagai bahan makanan, pisang juga memiliki berbagai kegunaan non-pangan. Kulit pisang yang sudah kering dapat digunakan sebagai bahan pembungkus, tali pengikat, atau bahan pelindung dalam pertanian. Batang pisang dapat digunakan sebagai bahan dalam pembuatan peralatan, seperti senjata berburu atau alat pertanian.

Ragam fungsi dan makna dari pisang menunjukkan pentingnya tumbuhan ini dalam kehidupan manusia dan budaya kita. Memahami dan peduli terhadap pisang dapat membantu kita mengapresiasi keanekaragaman tumbuhan serta memanfaatkannya secara berkelanjutan.

Salam berbagi, Ino, 07.7.2023.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun