Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Mengendus Jejak Makna Indonesia sebagai Tuan Rumah KTT ASEAN dan Epicentrum

13 April 2023   20:32 Diperbarui: 10 Mei 2023   14:30 1614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia betul-betul perlu memperkuat basis ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan politik. Prinsipnya sama, jika bidang-bidang ideologi, politik, sosial, ekonomi, budaya (Ipoleksosbud) itu goncang, maka dampaknya akan sampai pada episentrum ranah keseharian bangsa ini. 

Jelas bahwa basis ipoleksosbud itu menjadi semacam fondasi dari sebuah episentrum. Kalau Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan kata "pertumbuhan global", maka hiposentrum kita perlu menjadi sumber yang memberikan (ekspor) dan bukan impor.

Seberapa siap Indonesia memberi dari sumbernya (Quelle) sendiri? Nah, dalam arti ini, sebenarnya kita bicara tentang episentrum, yang tidak boleh dilupakan hubungannya dengan hiposentrum.

Apa saja sumber daya alam dan sumber daya manusia yang kita miliki untuk kita berikan sehingga bisa dimungkinkan adanya pertumbuhan di atas ataau di level episentrum?

Indonesia bisa, Indonesia punya. Jangan lupa memberi dan bukan senang mendatangkan. Semakin memberi, kemandirian kita semakin diakui, dan ketergantungan kita pada negara lain semakin bisa dikendalikan.

Jika mau mandiri dan negara maju, maka Indonesia jangan hanya memerhatikan episentrumnya, tetapi juga hiposentrumnya.

Salam berbagi, ino, 14.04.2023.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun