Mereka perlu menunjukkan kata yang telah berubah jadi kenyataan, bukan di depan orang-orang buta, tetapi di depan orang-orang berkacamata.Â
Dari mereka yang berkacamata, panggung politik akan ditinjau dari aneka sudut pandang. Di sana ada lensa politik dan kepentingan partai.
Di sana ada lensa cekung berupa sudut pandang dari wong cilik yang hampir tidak punya peluang untuk bermain-main di panggung politik.
Di sana ada pula lensa cembung yang bisa melihat dan menilai segala segala sesuatu sambil membesar-besarkan apa yang bukan sebenarnya.
Panggung politik itu penuh sandiwara
Sandiwara anak pejabat. Sandiwara orang yang tampil seakan-akan pandai bicara, yang diundang ke mana-mana.Â
Sandiwara ingin jadi presiden sejak usia masih muda. Sandiwara yang tidak masuk akal, mana ada anak presiden otomatis jadi presiden pula.
Panggung politik di negeri ini tidak semudah panggung acara pesta kondangan.Â
Di sana riuh dengan saweran kepentingan masa depan. Orang bicara seakan-akan semuanya mudah kalau kekuasaan itu ada padanya.
Tidak semudah membalikan telapak tangan. Tidak semudah orang-orang muda yang berbicara tanpa pengalaman.
Tidak mudah meraih kursi-kursi untuk duduk di sana.