Resiko dari kata yang mendahului pengalaman dan kenyataan, menjadikan kata-kata yang berkobar di panggung politik itu murah dan beku seketika.
Pilihan untuk menjadi lebih tenang dengan tindakan nyata yang dekat dengan rakyat jelata mungkin jauh lebih efektif membangun brand politik zaman sekarang.
Tampil sederhana tanpa pamer kekayaan warisan orang tua, mungkin lebih mempesona dan memikat.
Berbicara sedikit dari kenyataan yang bisa dilihat orang, mungkin lebih menarik sebagai politikus muda.
Pada panggung politik itu, orang bisa saja saling mencederai dan bisa juga mencederai diri sendiri.Â
Mungkin lebih tampak bijak ala Gibran yang berbicara sedikit, tapi minta lihat sendiri kenyataan Solo sekarang.
Di panggung politik, sering orang terjebak menjatuhkan diri sendiri. Ketika senang mengatakan tentang diri sendiri dan mengabaikan orang-orang lain yang berjasa di negeri ini.
Panggung politik negeri ini punya dua sisi. Tepukan tangan sorak sorai, itu tidak selamanya bahwa apa yang dikatakan itu benar dan berisi.Â
Diam dan begitu sunyi tanpa riuh sambutan itu juga bukan berarti kalah pengaruhnya.
Masyarakat cerdas semakin banyak
Mereka mencermati tidak hanya sepotong kata yang diucapkan kemarin tanpa ada hubungan dengan katanya di hari ini dan nanti.
Mereka punya kompetensi merangkai kata-kata dari waktu ke waktu hingga menemukan benang merah sebuah konsistensi.
Konsistensi yang tidak hanya berhenti pada kesinambungan kata-kata sejak kemarin, hari ini dan nanti, tetapi ada meta konsistensi.
Kesinambungan kata dari waktu ke waktu hingga terbukti dalam perilaku. Kesinambungan kata yang telah berubah menjadi kenyataan yang bisa disentuh.
Panggung politik itu bukan cuma soal kata-kata dan bermain kata. Pencari panggung mestinya tahu itu. Mereka mesti bisa mengubah kata menjadi hidup.