Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kekayaan Bukan untuk Dipamerkan, tapi Untuk Dimaknai

15 Maret 2023   15:58 Diperbarui: 21 Maret 2023   15:39 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjuangan yang disertai dengan imannya bahwa Tuhan akan memberinya menjadikannya kelimpahan kekayaan. 

Pada saat itu orang percaya bahwa kekayaannya adalah berkat Tuhan. 

2. Kekayaan untuk membantu orang lain

Konsep sedekah itu ada hampir di semua agama. 

Tidak heran kalau kita mendengar bahwa ada sumbangan ini dan itu dari keluarga tertentu. 

Spontan orang bilang, "oh tidak heran mereka keluarga kaya." 

Bahkan ada juga yang begitu santun memberi sampai tidak mau dipamerkan siapa nama mereka sebagai pemberi. 

Jenis seperti itu saya namakan orang kaya yang rendah hati dan bijaksana. 

Bijaksana dan rendah hati karena mereka memberi tanpa berusaha diketahui orang lain, tanpa ada nafsu pamer kekayaan. 

3. Kekayaan sebagai ungkapan prestasi dan kesuksesan

Orang tidak boleh lupa bahwa kekayaan itu menjadi alat ukur prestasi dan kesuksesan seseorang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun