Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengapa Orang Kelelahan? Ini Sebab dan Solusinya

8 Februari 2023   05:20 Diperbarui: 8 Februari 2023   05:30 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengapa orang kelelahan? Ini sebab dan solusinya | Dokumen pribadi oleh Inosensius I. Sigaze.

Lelahku untuk menguatkannya, maka aku akan diberi energi baru untuk terus memberi kepada yang lain pada hari berikutnya| Ino Sigaze.

Sejak krisis Covid19 mendunia, di mana-mana orang mengeluh tentang satu hal ini, yakni Kelelahan. Kenapa ya, hari ini saya kok lelah banget? Oh je, ich weiß es nicht, warum bin ich heute so müde.

Itu ungkapan yang paling sering saya dengar baik di rumah, maupun di tempat kerja. Memang konteks umum yang saya alami adalah di Jerman, tetapi pengalaman liburan dan saat saya bercerita dengan keluarga dan teman-teman di Indonesia, rupanya tidak jauh bedanya.

Kelelahan itu milik khalayak ramai saat ini. Pertanyaannya, apakah karena pengaruh dari covid? Apakah efek covid itu benar menjadikan kita selalu kelelahan?

Eksperimen dan wawancara kecil sudah saya lakukan untuk memecahkan pertanyaan di atas. Ternyata, ada beberapa kemungkinan jawaban ini, yang bisa dikaji lagi oleh siapa saja dan di mana saja, sebab dari kelelahan yang cukup global saat ini.

Kelelahan dalam hubungannya dengan covid19

Ya, bisa saja ada hubungannya dengan covid, penjelasannya seperti ini. Isolasi ekstrim pada masa krisis awal covid menjadikan komunikasi antar manusia semakin meningkat dan intensif.

Komunikasi intensif itu terjadi secara virtual tanpa ada batas waktu. Manusia seakan menemukan ruang baru kebebasannya untuk berbicara dengan siapa saja pada saat di rumahnya dengan orang lain di mana saja.

Tanpa disadari aktivitas komunikasi itu sudah melampaui dari yang biasa terjadi sebelum covid. Coba amati berapa waktu teleponan pada masa covid sampai dengan saat ini.

Aktivitas online itu ternyata menimbulkan kelelahan otak. Apalagi bagi sebagian orang komunikasi bebas itu sampai terjadi dari tempat tidur, ya sambil tiduran menelpon teman dan keluarga mereka.

Jadi, sebenarnya bukan salah covid, tetapi manusia dalam kebebasannya tidak bisa menata diri dan mengatur hidup hariannya sendiri.

2. Isolasi dan meningkatnya kesepian bagi orang sakit dan orang jompo

Isolasi masa covid secara tidak langsung telah menyeret sekian banyak orang kepada kesepian hidup di rumah-rumah jompo dan rumah sakit.

Kenyataan kesepian itu menjadi sebab dari meningkatnya kebutuhan orangtua-orangtua untuk hadir dalam satu kultur di mana mereka tidak sendiri, tetapi bisa berbicara dengan yang lainnya.

Kultur Jerman misalnya, mereka sangat memperhatikan janjian teman dan keluarga mereka secara khusus untuk tujuan mengunjungi mereka.

Momen kunjungan adalah momen yang memungkinkan saling berbagi (Austausch, Gespräch). Momen berbagi itu sangat penting tidak hanya bagi orang-orang jompo, orang sakit, tetapi juga bagi para pelayan spiritual atau Seelsorge.

Nah, kelelahan itu muncul karena banyaknya kebutuhan untuk mendengarkan dan mencerna pembicaraan teman bicara atau bahkan pasien.

Jadi, sebab kelelahan dalam hal ini seseorang kelamaan duduk mendengarkan dan berusaha mencermati keluh kesah, kesepian orang lain.

Pengalaman pribadi, memberikan perhatian dan energi batin

Sejak pertama bekerja di rumah jompo yang memiliki standar sama seperti rumah sakit di pusat kota Mainz itu, saya merasakan ada perubahan-perubahan rasa yang aneh dalam tubuh saya, salah satunya adalah kelelahan.

Setiap selesai kerja pada hari kerja, saya merasakan kelelahan yang luar biasa. Muncul pertanyaan, mengapa saya begitu lelah?

Sudah lama saya bergulat dengan pertanyaan itu, namun saya belum menemukan jawaban yang memuaskan dan masuk akal. Suatu waktu saya tiba-tiba berbagi cerita dengan seorang senior saya, yang sudah berusia 84 tahun. 

Selama 30 tahun masa kerjanya di rumah sakit dan rumah jompo. Pada awalnya saya yakin bahwa dia pasti bisa menjawab persoalan yang sedang saya hadapi.

Dengan tenang dia menjawab bahwa kelelahan kita sebagai pelayan rohani atau Seelsorge itu bukan kelelahan fisik, tetapi lebih karena energi batin kita diserap oleh partner bicara kita.

Kita pasti punya kelelahan psikis. Nah, oleh karena itu menurutnya, orang harus bisa menemukan cara yang tepat bagaimana dia bisa menimba kembali energi itu.

Tidak hanya itu, menurutnya awal dari hari baru sebelum berjumpa dengan mereka yang membutuhkan kehadiran kita, kita perlu mengisi energi batin kita.

Duh, gimana caranya ya? Katanya setiap orang punya cara masing-masing. Ada yang bisa menjadi segar dan fit kembali setelah jalan-jalan ke alam terbuka, sambil menghirup udara bebas.

Tapi ada juga yang mengambil waktu hening sendiri di sebuah ruangan sambil memejamkan matanya. Jawabannya itu menyadarkan saya, tentang solusi mengatasi kelelahan selama ini.

Biasanya di awal kerja, saya berjalan kaki kurang lebih 1000 langkah, lalu berdoa supaya Tuhan memampukan saya untuk mendengar dengan baik dan supaya orang yang mendengar suara saya bisa merasakan ketenangan dan kedamaian.

Selanjutnya, pada saat siang sebelum makan siang, saya kembali berdiam diri di Kapela selama 15 menit untuk meditasi pribadi. Demikian juga setelah makan siang, saya harus berjalan 1000 langkah lagi. 

Ritme itu sangat menolong tanpa saya sadari sebelumnya. Kelelahan pada saat awal ketika saya tidak tahu apa-apa tentang proses penyerapan energi saat berbicara dengan orang-orang sakit memang tidak sebanding dengan saat ini.

Saya bersyukur bahwa sekalipun saya berbicara dengan banyak orang, saya tidak terlalu kelelahan berkat cara-cara praktis yang saya temukan sendiri dalam perjalanan waktu selama dua tahun ini.

Bekerja melayani orang-orang yang sudah lanjut usia dan sakit akhirnya bisa memberi saya wawasan baru untuk menjadi tegar dan kuat menolong yang lainnya.

Jadi, kita perlu sadar mengapa sering ada kelelahan saat ini? Kelelahan itu sangat mungkin karena beberapa hal ini:

  • Suasana batin yang kacau, seperti marah. Saat itu pasti secara psikis menjadi begitu lelah. Ya energi positif terserap dan terbuang dari sentral kekuatan batin kita.
  • Kelelahan karena energi batin kita terserap oleh orang-orang yang membutuhkan energi positif dari kita. Kita perlu mencari cara yang tepat mengisinya kembali (Energie tanken).
  • Tentu saja ada kelelahan karena kita sedang sakit. Tapi yang pasti bahwa kelelahan bisa diatasi dengan suasana baru di mana kita bisa menemukan ketenangan dan juga bisa dengan cara yang paling sederhana berjalan kaki ke alam bebas.
  • Kekurangan istirahat dapat juga menjadikan tubuh secara fisik lelah. 

Rupanya alam bebas, tumbuh-tumbuhan itu memberikan energi positif bagi tubuh dan jiwa kita, suasana yang damai di sekitar kita tentu saja juga sangat menentukan apakah kita menjadi lelah atau cukup kuat secara psikis dan batin.

Oleh karena, amatilah suasana kelelahan itu di mana saja, entah di rumah atau di tempat kerja. Kehadiran energi negatif itu akan menjadikan tubuh dan psikis itu semakin lelah.

Akan tetapi jangan lupa, bahwa masih ada begitu banyak orang yang membutuhkan energi positif kita untuk menguatkan mereka. Pada saat itu, kita tidak bisa katakan kita harus menghindar karena itu akan menjadikan kita lelah. 

Pada saat itu, saya pikir kelelahan karena tugas dan pelayanan kemanusiaan itu sangat positif karena saya sendiri tahu bagaimana bisa mengisinya kembali. 

Mungkin itu caranya Pencipta mengajarkan kita supaya kita berbagi energi kepada mereka yang tidak tahu bagaimana membaharui kembali energi batin mereka. 

Kita bisa menyembuhkan orang lain karena kesadaran itu, kita bisa memberikan ketenangan kepada orang lain, karena kita ikhlas memberi energi positif kepada mereka yang membutuhkan.

Salam berbagi, ino, 8.02.2023.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun