Ide itu masih terasa problematis. Pada prinsipnya bahwa manusia dewasa ini haus hiburan, jadi mungkin perlu ada event bersama dan bukan dalam pesta pernikahan supaya ada momen untuk menari dan berpesta ria.
Bagaimana bisa mengembalikan kecenderungan krisis seperti itu?
Mengubah mentalitas masyarakat tentu saja tidak mudah dengan sekali bicara. Perlu adanya pendekatan dan kerjasama semua pihak.Â
Tentu saja pertama-tama pemerintah desa dan pemerintahan adat mesti lebih dahulu mencermati analisis tentang krisis yang tengah menggerogoti mentalitas masyarakat saat ini.
Kajian terkait kenyataan sosial itu bisa sangat membantu untuk mengambil langkah kebijakan apa yang penting dan perlu untuk masyarakat dari poros hukum adat dan regulasi desa.
Tentu tidak kalah pentingnya adalah perlunya kerjasama dengan institusi agama. Mengapa tidak? Jika saja penting untuk perubahan mentalitas kehidupan masyarakat kita, maka saya pikir sangat penting adanya kerjasama dan kebijakan bersama yang menata kehidupan supaya menjadi lebih baik.
Sampai dengan saat ini, rasanya belum ada kegiatan semacam seminar budaya di desa-desa yang coba mengangkat fenomena perubahan zaman ini dan mengkajinya secara terbuka dengan visi mengubah perspektif masyarakat terkait konteks kehidupan berbangsa dan bernegara yang tidak melupakan budaya dan adat istiadatnya.
Salam berbagi, ino, 6.02.2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H