Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Hadiah Pernikahan di Tengah Relung Krisis Respek

6 Februari 2023   05:19 Diperbarui: 6 Februari 2023   20:32 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hadiah pernikahan (Sumber gambar dari biz.kompas.com)

Ide itu masih terasa problematis. Pada prinsipnya bahwa manusia dewasa ini haus hiburan, jadi mungkin perlu ada event bersama dan bukan dalam pesta pernikahan supaya ada momen untuk menari dan berpesta ria.

Bagaimana bisa mengembalikan kecenderungan krisis seperti itu?

Mengubah mentalitas masyarakat tentu saja tidak mudah dengan sekali bicara. Perlu adanya pendekatan dan kerjasama semua pihak. 

Tentu saja pertama-tama pemerintah desa dan pemerintahan adat mesti lebih dahulu mencermati analisis tentang krisis yang tengah menggerogoti mentalitas masyarakat saat ini.

Kajian terkait kenyataan sosial itu bisa sangat membantu untuk mengambil langkah kebijakan apa yang penting dan perlu untuk masyarakat dari poros hukum adat dan regulasi desa.

Tentu tidak kalah pentingnya adalah perlunya kerjasama dengan institusi agama. Mengapa tidak? Jika saja penting untuk perubahan mentalitas kehidupan masyarakat kita, maka saya pikir sangat penting adanya kerjasama dan kebijakan bersama yang menata kehidupan supaya menjadi lebih baik.

Sampai dengan saat ini, rasanya belum ada kegiatan semacam seminar budaya di desa-desa yang coba mengangkat fenomena perubahan zaman ini dan mengkajinya secara terbuka dengan visi mengubah perspektif masyarakat terkait konteks kehidupan berbangsa dan bernegara yang tidak melupakan budaya dan adat istiadatnya.

Salam berbagi, ino, 6.02.2023.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun