Hari baru 1 Februari 2023 akrab disapa sang mentari.Â
Pagi yang tidak biasa terlihat dari kaca jendela hari ini. Gelap berlalu sudah.
Berdebar karena cinta pada satu nama. Namanya FSV Mainz kota tempat tinggal.
Menghitung waktu tinggal beberapa jam; Adu kecepatan, teknik, dan kekuatan di laga pertarungan sepak bola melawan FC Bayern München akan jadi cerita yang mendebarkan.
Selendang merah bertuliskan FSV Mainz pun sudah siap. Mengharapkan gol-gol indah sambil melompat riang.Â
Hari ini hatiku bercabang, mestinya tak ada dilema FC Bayern München pilihan pertama sejak semula.
Sayang sulit berubah, asal muasal datang ku menjadikan aku berada di seberang Bayern, entah apapun resikonya.Â
Menang dan kalah itu semua adalah cerita akhir dari lapangan hijau penuh harapan.
Slogan "Mainz bleibt Mainz" terus mengiang sepanjang hari entah kenapa tiba-tiba jadi jatuh cinta pada sebuah nama Mainz.Â
Kota tenang dan damai di pesisir sungai Rhein, tak pernah bosan jika berjalan kaki ke sana ke mari.Â
Kota inspirasi yang mendatangkan tak hanya gambar dan kata hati, tapi gagasan untuk ditulis.
Aku cinta FSV Mainz, kata hatiku di awal Februari. Cintaku buta dan tak peduli pemain-pemain ternama yang datang dari Bayern.Â
Tak peduli teman di samping yang juga datang dari Bayern di sana.
Sejenak kita jadi lawan di arena pertandingan, namun tetap jadi sahabat serumah dan satu meja.Â
Kita punya cerita tentang dinamika perasaan yang berbeda, ya sesuai selera, rasa kita bisa berdebar dan berkibar.
Ku tulislah cerita hari ini, biar kapan-kapan bisa baca, bahwa aku dan kamu pernah menjadi musuh di lapangan, tapi bisa duduk dan bercerita semeja.
Kita berbeda pada waktu dan tempat
Kita bisa menjadi sama dalam waktu dan tempat yang berbeda tentang tema yang sama.
Salam berbagi, ino, 1. Februari 2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H