Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Berdebar karena Cinta

1 Februari 2023   18:46 Diperbarui: 1 Februari 2023   22:32 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari baru 1 Februari 2023 akrab disapa sang mentari. 

Pagi yang tidak biasa terlihat dari kaca jendela hari ini. Gelap berlalu sudah.

Berdebar karena cinta pada satu nama. Namanya FSV Mainz kota tempat tinggal.

Menghitung waktu tinggal beberapa jam; Adu kecepatan, teknik, dan kekuatan di laga pertarungan sepak bola melawan FC Bayern München akan jadi cerita yang mendebarkan.

Selendang merah bertuliskan FSV Mainz pun sudah siap. Mengharapkan gol-gol indah sambil melompat riang. 

Hari ini hatiku bercabang, mestinya tak ada dilema FC Bayern München pilihan pertama sejak semula.

Sayang sulit berubah, asal muasal datang ku menjadikan aku berada di seberang Bayern, entah apapun resikonya. 

Menang dan kalah itu semua adalah cerita akhir dari lapangan hijau penuh harapan.

Baca juga: Menyangkal Waktu

Slogan "Mainz bleibt Mainz" terus mengiang sepanjang hari entah kenapa tiba-tiba jadi jatuh cinta pada sebuah nama Mainz. 

Kota tenang dan damai di pesisir sungai Rhein, tak pernah bosan jika berjalan kaki ke sana ke mari. 

Kota inspirasi yang mendatangkan tak hanya gambar dan kata hati, tapi gagasan untuk ditulis.

Aku cinta FSV Mainz, kata hatiku di awal Februari. Cintaku buta dan tak peduli pemain-pemain ternama yang datang dari Bayern. 

Tak peduli teman di samping yang juga datang dari Bayern di sana.

Sejenak kita jadi lawan di arena pertandingan, namun tetap jadi sahabat serumah dan satu meja. 

Kita punya cerita tentang dinamika perasaan yang berbeda, ya sesuai selera, rasa kita bisa berdebar dan berkibar.

Ku tulislah cerita hari ini, biar kapan-kapan bisa baca, bahwa aku dan kamu pernah menjadi musuh di lapangan, tapi bisa duduk dan bercerita semeja.

Kita berbeda pada waktu dan tempat

Kita bisa menjadi sama dalam waktu dan tempat yang berbeda tentang tema yang sama.

Salam berbagi, ino, 1. Februari 2023.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun