3. China cerdas dalam kalkulasi harga kuliner, all you can eat
Cara dan gaya penawaran harga makanan sesuai dengan waktu itu mungkin saja paling pertama menjadi ciri khas Restaurant China di mana saja.Â
Harga pada waktu siang hari menjadi lebih murah, daripada harga pada malam hari. Pada prinsipnya sama yakni all you can eat. Sebagai contoh salah satu Restauran China di kota Frankfurt, kisaran harga seperti ini:Â
Untuk Buffet siang per orang seharga 11,90 euro berlaku untuk hari Senin sampai Jumat jam 11.30-14.30; sedangkan pada hari Sabtu jam 11.30-17.00 harga per orang menjadi 13,90 euro.
Sedangkan pada hari-hari Minggu dan hari raya lainnya akan dibuka mulai jam 11.30 sampai 17.00 dengan harga yang jauh lebih mahal yakni 21.90 euro.
Dari kisaran harga ini, jelas ada konsep berpikirnya yakni semakin banyak orang punya kesempatan untuk menikmati kuliner China, maka harganya harus menjadi lebih mahal.
Dalam satu wawancara dengan pelayanan Restaurant China di Frankfurt bulan lalu, tampak bahwa strategi pemasaran kuliner China tidak menjadikan mereka rugi, meski tampaknya rugi.
Apakah dengan berkali-kali makan apa saja yang disiapkan di Restaurant China masih bisa mendatangkan keuntungan? Jawabannya sangat jelas bahwa mereka tetap memperoleh keuntungan yang besar.
Keuntungan mereka bisa didapat dari jenis minuman yang dijual dengan harga yang sangat mahal. Bir yang semestinya cuma 2, 50 euro misalnya menjadi 8,50 euro. Begitu juga dengan harga minuman lainnya menjadi lebih mahal biasanya.
Kecerdasan pemilik Restoran justru terlihat dalam strategi kalkulasi harga. Tentu saja mereka tahu bahwa budaya orang Jerman itu sendiri sangat menguntungkan mereka.
Orang Jerman setelah makan siang dan makan malam dalam acara-acara seperti ulang tahun, selalu ada sesi minuman kopi dan makan kue.
Nah, tampaknya harga kopi dan kue itu sangat mahal. Jadi, sangat jelas bahwa pihak Restaurant China telah memperhitungkan itu semua, sehingga keuntungan tetap merupakan tujuan yang dicapai setiap hari.