1. Jangan menghakimi negeri sendiri seakan yang paling terpuruk dari negara-negara lain
Segelintir orang masih saja menilai bahwa Indonesia terpuruk, bahkan tidak ada kemajuan dan lain sebagainya. Padahal jelas-jelas dunia mengakui kestabilan ekonomi Indonesia saat ini.
Meskipun demikian, Jokowi tidak juga lalu seakan berada di atas angin membanggakan keberhasilan kinerjanya, tetapi tetap dengan bijak mewanti-wanti bahwa Indonesia juga berada dalam kegentingan global.
Warning Jokowi itu saja merupakan bagian dari peringatan dini yang menjadikan pemerintah dan rakyat seluruhnya menjadi bijak dalam menata ekonomi mulai dari yang terkecil ekonomi rumah tangga, sampai ke yang terbesar anggaran belanja negara.
Coba kita cermati pernyataan Menteri Keuangan, Sri Mulyani baru-baru ini, ada tiga negara dari kawasan Asia yang sudah menjadi pasien IMF, yakni Bangladesh, Sri Lanka dan Pakistan (9/01/2023).
2. Kesadaran yang sama berarti suatu gerakan bersama untuk kemandirian ekonomi bangsa
Kesadaran yang sama saat ini perlu diwujudkan menjadi lebih konkret dalam langkah-langkah pengembangan UMKM.Â
Menjadi pelaku UMKM di desa-desa misalnya tentu saja menjadi jawaban konkret dari aplikasi tentang kesadaran yang sama tentang kegentingan global.
Mengapa demikian? Soalnya jika rakyat Indonesia hanya berhenti pada kesadaran tentang masalah kegentingan global tanpa mewujudnyatakan gagasan-gagasan kemandirian, maka sebenarnya kesadaran itu belum efektif diarahkan kepada sasaran yang sebenarnya.
Jadi, paling penting saat ini bukan menuduh pemerintah, tetapi bertanya diri apa yang bisa lakukan sekarang agar ekonomi Indonesia tidak terpuruk oleh terpaan resesi global.
3. Kesadaran yang sama berarti juga solidaritas dengan yang sedang berjuang
Fenomena seperti mengemis online bisa saja menjadi satu satu usaha kreatif yang belum diarahkan secara benar. Bisa saja menjadi pengemis online itu muncul karena mereka tidak tahu lagi, apa yang pantas dilakukan saat ini.