Dunia nyata dan dunia spiritual terhubung di dalam rumah. Bangunlah dan ciptakan suasana rumah yang tanpa kebocoran fisik dan spiritual | Ino Sigaze.
Pembicaraan tentang rumah bocor itu memang sangat menarik, apalagi tema "rumah bocor" diangkat Kompasiana pada saat musim bencana. Bencana alam umumnya berkaitan dengan kerusakan rumah, secara khusus paling rawan di musim hujan tentu saja soal kebocoran atap rumah.
Rumah bocor bagi kebanyakan orang tentu saja soal yang masuk akal. Beberapa waktu lalu, pada 28 Oktober 2022 saya menelpon ibuku di Flores, dia begitu berapi-api bercerita tentang kakak perempuan yang sedang berusaha memperbaiki atap rumah yang bocor gara-gara hujan angin hari sebelumnya.
Rumah bocor, tantangan dan cara mengatasinya
Membongkar kembali lembaran seng yang sudah robek dan menggantikannya dengan jenis seng baru atau yang masih layak dipakai adalah pilihan yang tidak bisa tergantikan.
Persoalan rumah bocor dengan kenyataan seperti itu memang tidak selalu mudah diatasi. Terkadang ditemukan kendala, kalau hujan belum berhenti, tiris hujan terus berdatangan dan tidak ada yang berani memperbaikinya, bahkan tidak punya jenis lem yang bisa menyumbat lubang yang bocor.
Tapi juga terkadang menemukan titik bocor itu adalah pekerjaan yang sulit, karena pada umumnya rumah sederhana itu tidak punya plafon rumah, tidak heran atap rumah menjadi begitu hitam seperti arang.
Warna hitam itulah yang membuat orang sulit menemukan dimana titik bocor sebenarnya. Oleh karena itu, mengatasi atap rumah yang bocor itu bukanlah pekerjaan mudah. Di sana dibutuhkan ketelitian dan kesabaran untuk mengamati dan mencari cara untuk mengatasinya.
Lebih sulit lagi kalau kondisi itu terjadi di kampung yang jauh dari pertokoan. Upaya solusi ternyata selalu membutuhkan waktu, biaya dan tenaga.
Beberapa cara praktis yang umumnya dipakai orang di kampung sebenarnya sangat sederhana untuk mengatasi atap rumah bocor: