Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Gempa, Kemajuan Ekonomi, dan Tantangan Keamanan di Tengah Arus Persaingan Global

12 Desember 2022   05:10 Diperbarui: 14 Desember 2022   06:25 862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia semestinya buka mata terhadap fenomena ini. Fenomena kematian massal yang hampir-hampir saja diterima sebagai hal yang biasa, aneh luar biasa. Mengapa tidak?

Setiap bencana gempa itu berulang, ternyata selalu menelan korban yang begitu banyak. Tapi, rupanya bangsa ini belum melihat hubungan antara kematian massal ini dengan sistem pertahanan, keamanan dan keselamatan nyawa manusia secara lebih serius. 

Konsep umumnya adalah bangsa ini memikirkan antisipasi kalau suatu saat terjadi perang, bagaimana kita mempertahankan negeri tercinta ini? Orientasi masa depan itu memang bagus, namun jangan sampai melupakan situasi aktual yang terjadi sekarang. 

Bukankan sistem pertahanan dan keamanan bangsa ini berorientasi kepada perlindungan terhadap keselamatan warganya? 

Kemajuan ekonomi bangsa ini pada satu sisinya membangkitkan apresiasi dunia, namun pada sisi lainnya kita melupakan pembahasan yang serius tentang kematian massal yang terjadi setiap tahunnya, meski ada ucapan belasungkawa dari berbagai negara datang berulang-ulang. 

Bukankah kematian seorang saja bisa menyisakan persoalan panjang, karena betapa pentingnya martabat manusia? Bandingkan kasus Sambo dan Brigjen Josua. Adakah politisi negeri ini yang menyoroti tentang fenomena kematian massal di Indonesia?

Mengejar popularitas dan kepentingan sepertinya tidak bisa lagi dikendalikan, sehingga mata menjadi buta untuk melihat lilitan duka, tangisan dan air mata di mana-mana. 

Tidak sedikit pemimpin-pemimpin yang sehari-hari hanya pergi dan mengumpulkan massa supaya namanya disebut sebagai figur idola di negeri ini.

Orang sukses yang tidak pernah datang berkanjang dengan mereka yang berduka, itu bukan pemimpin masa depan.

Gempa semestinya menjadi pusat perhatian dan proyek masa depan bangsa ini dalam mencari solusinya. Kemajuan ekonomi bangsa ini semestinya berjalan seimbang dengan menurunnya angka kematian. 

Masuk akal jika Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, (Pj) sejak awal sudah fokus pada pembersihan dan penanganan sungai Ciliwung hingga jadi aset wisata di tengah kota, yang terlupakan dibuat menjadi serupa dengan Eropa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun