Tidak heran ada letupan bernada konspirasi bahwa ada hubungan antara patahnya jalur gempa karena eksperimen persenjataan modern yang belum dipunyai siapa-siapa kecuali pemilik di wilayah Antartika.
Sekali lagi, tulisan ini tidak mengajak kita untuk membangun sebuah teori konspirasi dan mempercayainya, tetapi mari bangkitkan gairah inovasi dan kreativitas "tingkat dewa" yang bisa mengantisipasi sebuah teori konspirasi yang bisa menjadi kenyataan.Â
Pernahkah ada penelitian dan analisis yang tajam terkait gempa dalam hubungan dengan popularitas Indonesia di mata dunia?
Mata saya pernah membelalak ketika Presiden Jokowi angkat tangan mengambil alih Freeport pada tahun 2018. "Kita harus mendapatkan hak kelola mayoritas 51 persen, kata Presiden Jokowi pada akun Facebooknya sebagaimana dikutip (CNN Indonesia, 31/12/2018).
Saat itu jantung saya berdebar, hanya oleh karena prediksi tidak masuk akal dalam pikiran saya, yang muncul begitu saja. Saya pernah mengatakan pada saat itu, "Pasti deh, nanti akan ada rentetan gempa dan memakan korban ribuan jiwa rakyat Indonesia."
Siapa saja boleh tidak percaya, tapi ini adalah fakta bahwa pada tahun 2019 negeri kita diguncang gempa sebanyak 673 kali berdasarkan laporan resmi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) (CNBC Indonesia, 05/09/2019).
Tidak sangka bahwa catatan Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data frekuensi gempa bumi pada tahun 2021 sebanyak 10.519. Jumlah itu kalau dipresentasikan sudah mengalami kenaikan sebesar 25,7% (CNN Indonesia, 30/12/2021).
Selanjutnya bagaimana dengan data terkait gempa di Indonesia di tahun 2022? Sindonews.com merilis data yang sangat mengejutkan. Periode yang sangat singkat dari 1 - 20 Januari 2022 saja sudah mencapai 726 kali gempa dan ada gempa yang terdahsyat terjadi di Banten pada 14 Januari 2022 (22/11/2022).Â
Dan tentu saja masih ada sederetan gempa lainnya pada tahun 2022. Potensi gempa di Indonesia menunjukkan tingkat kenaikannya seperti kenaikan inflasi di Eropa. Maksudnya, saat ini terus terjadi, bahkan meningkat.
Rilisan data dari beberapa media ini memberikan sinyal yang cukup terang bahwa sistem pertahanan diri bangsa ini harus dihubungkan dengan gempa. Ada berapa ribu korban gempa dalam setiap tahun? Ribuan korban itu sudah pasti dan bahkan berulang dari tahun ke tahunnya.Â
Adakah pertanyaan yang diajukan tentang kematian ribuan orang itu sama seperti bencana perang? Tentu saja tidak ada. Kematian 10 orang korban perang di Ukraina lebih menghebohkan dunia dari kematian 100 orang  tertimpa bencana gempa di Indonesia, mengapa?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!