Kedua teman orang Belanda itu hanya mengambil nasi sedikit sekali, seakan-akan hanya untuk sebuah respek.Â
Dalam hati saya senang juga sih. Tapi lain lagi, kalau dengan orang Jerman, pasti akan sangat senang menikmati  nasi kuning, kaya kita-kita juga.
Saya mau mengatakan bahwa mereka punya prinsip yang tidak tergoyahkan oleh kenikmatan lain yang subjektif.
4. Doa harian yang teratur
Sebenarnya wajah kinyis-kinyis itu bukan cuma soal kedisiplinan pada umumnya, bukan juga hanya soal makan minum teratur, jalan kaki yang rutin, tetapi juga sangat penting terkait dengan doa yang teratur.
Saya coba merekap jam doa harian kami  kurang lebih seperti ini, pagi jam 08.00 ada doa pagi bersama, pada siang hari jam 12.00 siang ada doa bersama lagi, selanjutnya pada pukul 18.00 ada misa bersama dengan orang lainnya, lalu pukul 18.45 ada ibadat Vesper dan ibadat penutup atau Completorium pada pukul 19.00.
Ini kategori doa bersama, tentu saja masing-masing orang punya doa pribadi lagi seperti meditasi pribadi yang cukup rutin dilakukan oleh kedua teman dari Belanda itu dan ada kegiatan lectio divina. Pokoknya macam-macam lah.
Saya sih percaya banget bahwa doa rutin dan meditasi itu memberikan energi kinyis-kinyis pada wajah siapa saja.Â
Nah, mau punya wajah kinyis-kinyis juga? Buatlah jadwal doa dan meditasi dalam rumah tangga atau untuk pribadi Anda sendiri sesuai kepercayaan masing-masing.
Doa bukan saja mampu mengubah bagian dalam dari hati, tetapi juga bisa mengubah wajah dan fisik menjadi lebih kinyis-kinyis.Â
Kok saya sih suka banget dengan kata kinyis-kinyis? Jujur deh, saat saya membaca kata "kinyis-kinyis," saya rasa enak banget dan suka pokoknya. Ya, karena saya juga ingin punya wajah kinyis-kinyis.