Pada dinding air terjun itu secara khusus pada musim panas akan terlihat batu-batu alam dengan bentuk khas menyerupai wajah manusia. Masyarakat di sekitar percaya bahwa itulah wajah kenangan terkait peristiwa kehancuran kampung Mbari dulunya.Â
Air Terjun itu memiliki ketinggian tebing kurang lebih 100 meter, dikelilingi batu-batu cadas dan pohon-pohon tinggi yang tumbuh dari celah-celah cadas dengan kemiringan mencapai 70-80 derajat itu.
Oleh keadaan seperti itu, terasa sekali alam yang indah tetapi juga seram. Namun, oleh karena kemajuan teknologi saat ini, di tempat itu menjadi tempat yang paling banyak sinyal internetnya. Dari Tiwu Awu itu orang bisa saja telponan Video call (Vc).
2. Kampung Mbari dan percikan gagasan Pentagram
Kampung Mbari adalah kampung tua yang sisa-sisanya batu pondasi masih bisa dilihat. Beberapa kali saya memasuki kampung tua itu dengan posisi setengah kampung sudah tercabik dan dibawahnya persis Tiwu Awu.Â
Uniknya bahwa kampung itu punya struktur bangunan yang dikenal dalam bahasa setempat Nua Wisu Zima, Tenda Zima rua, artinya kampung dengan lima sudut dengan tujuh tingkat.
Sudut dan tingkatannya masih bisa dilihat, bahkan batu-batu tungku masih ditemukan di sana. Pada tahun 2015 saya pernah menganalisis konstruksi kampung Mbari dengan menggunakan analisis makna angka sesuai petunjuk buku Quadrivium.
Inilah utang untuk sebuah penelitian ilmiah para ilmuwan: kapan Nua Tenda Zima rua itu ada? Dan Kapan terjadinya Mbuja mbura dan Mbari Mbapi? Tidak kalah pentingnya adalah bahwa kampung lama itu memiliki tujuh tingkat dengan lima sudut. Sebuah bentuk yang sangat matematis sebuah Pentagram (Pentagon).Â
Menarik bahwa dari buku Quadrivium disebutkan bahwa 5 sudut itu adalah bentuk potongan emas dan beberapa akar penting lainnya. (Der goldene Schnitt und andere wichtige Wurzeln).Â