Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Menerbitkan Buku Sendiri dan 4 Proses Mengolah Hati

7 Juli 2022   20:11 Diperbarui: 9 Juli 2022   02:08 1014
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menulis| StockRocket via hai.grid.id

Keuntungan yang bisa dirasakan:

  1. Orang telah mengumpulkan gagasan yang begitu banyak

  2. Orang telah belajar menyiapkan dana yang cukup untuk segala macam biaya

  3. Orang membutuhkan inspirasi untuk melukiskan semua isi dari buku itu sendiri. Dari situ, penulis sudah punya kepekaan yang tajam untuk menangkap pesan dari sebuah buku.

4. Proses memadukan kata, perasaan, gambar dan realitas

Proses memadukan unsur terpisah antara kata, perasaan, gambar dan realitas itu gampang-gampang susah. Saya merasakan itu, ketika saya menggambar cover buku "Metamorfosa hati".

Suatu waktu saya menggambar tentang sesuatu yang saya sendiri tidak mengerti. Kemudian, saya memberikan kepada sepupu saya yang adalah seorang dokter di Flores.

Dia begitu cepat mengerti apa arti gambar itu dan menjelaskan kepada saya. Sangat mengejutkan bahwa gambar yang semula asal gambar berdasarkan daya batin saya sendiri itu, ternyata menyentuh ilmu kedokteran.

Katanya gambar cover itu mirip dengan bagian inti dari sistem pendengaran manusia. Saya sendiri tidak mengerti apa sebenarnya gambar yang pernah saya gambar itu.

Saat itu, saya memejamkan mata dan membuat coretan spontan saja lalu berusaha memperjelaskan gambar itu. Saya menduga ada beberapa kemiripan, ya seperti sebuah hati, seperti sebuah mata.

Akhirnya saya berpikir sudahlah, gambar itu dibiarkan saja seperti begitu. Siapa yang melihat dan mau menafsirkannya, ya silahkan saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun