Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Ada 4 Alasan Mengapa Jokowi Berbicara tentang Ketersediaan Infrastruktur Berkualitas

31 Mei 2022   11:01 Diperbarui: 1 Juni 2022   07:50 1342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembangunan infrastruktur yang berkualitas sesuai dengan gagasan Jokowi bisa saja menjadi jembatan yang memungkinkan Indonesia bebas dari tekanan inflasi saat ini. Infrastruktur yang berkualitas itu ternyata sangat menopang arus pasar perekonomian sehari-hari masyarakat Indonesia.

Masyarakat Indonesia tentu perlu mengetahui posisi ekonomi Indonesia secara di tengah gejolak politik internasional dengan himpitan krisis perang Rusia-Ukraina. 

Masyarakat Indonesia tentu perlu mengetahui posisi ekonomi Indonesia secara di tengah gejolak politik internasional dengan himpitan krisis perang Rusia-Ukraina. 

Kabar tidak enak bahwa di bulan ini inflasi di Eropa akan naik hingga 7 % lebih dari 4,5%. Wow kok bisa melejit drastis gitu sih? Kenaikan inflasi 2 %lebih itu perlu diamati dan dikaji terkait dampaknya bagi ekonomi global. Apakah pada saat eropa sampai angka inflasi 7,5% itu, Indonesia masih stabil dengan angka 3,7%?

Kita saksan saja nantinya. Meskipun jawaban itu belum pasti, Jokowi tampak berani meneruskan langkah dan terobosan-terobosan yang menggemparkan dunia tentunya. Bagaimana tidak, Eropa semakin terjungkal ke tingkat kenaikan inflasi, sementara Indonesia gencar berbicara tentang infrastruktur yang berkualitas. 

Ada alasan ini yang menjadi jawabannya, mengapa perekonomian Indonesia tidak goyah oleh bencana inflasi global saat ini. Jokowi berbicara tentang infrastruktur yang berkualitas dengan 4 tujuannya (bdk. KataKita, 30/5/2022). 

1. Mengubah wajah peradaban

Infrastruktur berkualitas itu untuk mengubah peradaban. Poin pertama dibicarakannya tentang hubungan Infrastruktur dan peradaban. Hubungannya seperti apa ya? 

Apakah melalui Infrastruktur berkualitas itu menjadikan anak bangsa ini semakin beradab? Saya yakin bahwa bangsa ini perlu menyadari hubungan praktisnya bahwa Indonesia bangkit menunjukkan taring kemajuan dan peradabannya di tengah ancaman krisis global oleh karena perang. 

Lebih dari itu, masyarakat Indonesia sendiri dibentuk mentalitasnya oleh pembangunan infrastruktur itu. Misalnya, jika ada pembangunan jalan tol yang berkualitas, yang dilengkapi dengan lampu-lampu jalan, maka masyarakat Indonesia harus menjaganya dan bukan memecahkan lampu-lampu jalan itu. 

Jika kesadaran untuk menjaga infrastruktur berkualitas itu ada, maka di situ otomatis ada perubahan wajah peradaban kita. Tentu saja untuk sampai hubungan logis antara infrastruktur dan wajah peradaban dibutuhkan literasi pencerahan dan edukasi. 

Semakin masyarakat menyadari pentingnya kehadiran infrastruktur berkualitas, maka akan berpengaruh pada mentalitasnya. Oleh karena itu gagasan tentang infrastruktur berkualitas membutuhkan jembatan literasi kepada masyarakat untuk memahami dampaknya positifnya bagi kemajuan bangsa ini. 

Ada 4 alasan mengapa Jokowi berbicara tentang infrastruktur berkualitas | Dokumen diambil dari bisnisnews.id
Ada 4 alasan mengapa Jokowi berbicara tentang infrastruktur berkualitas | Dokumen diambil dari bisnisnews.id

2. Meningkatkan daya saing

Infrastruktur berkualitas itu akan meningkatkan daya saing. Daya saing yang dimaksudkan di sini bukan saja soal daya saing dengan asing, tetapi bisa saja sangat penting untuk meningkatkan daya saing kemajuan antara provinsi dan daerah-daerah yang terlihat jelas sekali tidak merata. 

Bagi saya poin tentang meningkatkan daya itu sangat menarik. Mengapa? Pengucuran dana pembangunan diberikan hampir semua sama besarnya, seperti dana desa misalnya, akan tetapi bagaimana kualitas manfaatnya yang bisa masuk ke akses pembangunan infrastruktur berkualitas tetap saja berbeda. 

Nah, oleh karena itu, sebenarnya penting suatu gerakan bersama mulai dari desa sampai ke pusat untuk hidup dengan gagasan meningkatkan pembangunan berkualitas dan bukan hidup dengan mental korup. 

Tahukah bahwa ada logika yang risih seperti ini, pembangunan di desa tidak perlu permanen dan berkualitas, nanti kita tidak dapat uang lagi. Sebagian orang masih hidup dengan mentalitas korup, mengharapkan kucuran dana setiap tahun untuk memperpanjang hidupnya, seakan-akan pembangunan di desa itu adalah lahan hidup.

Oleh karena itu, kontrol tentang ketuntasan pembangunan infrastruktur yang direncanakan sampai pada semester pertama tahun 2024 itu sampai ke desa-desa. Jika kontrol dan pemeriksaan serta evaluasi itu hanya gamblang saja, maka infrastruktur berkualitas itu hanya untuk mewakili saja beberapa di pusat dan bukan di desa-desa. 

Coba saja sesekali terjun untuk amati bagaimana pembangunan embung di Kabupaten Ende, di desa Kerirea misalnya. Di sana sangat berat bagi saya untuk mengatakan ada pembangunan embung yang berkualitas. 

Dana yang ratusan hingga miliaran juta sudah terpakai, tetapi fungsi embung berubah, bukan untuk sumber pengairan pertanian masyarakat, tetapi jadi kolam ikan. Embung yang lain sama sekali tidak berfungsi. 

Tentu sangat disayangkan kalau pada kenyataannya rencana strategis Jokowi akhirnya jauh dari konsep infrastruktur berkualitas. 

3. Menciptakan sentral pertumbuhan ekonomi baru 

Hubungan logis memang bahwa infrastruktur yang berkualitas itu akan menjadi sentral pertumbuhan ekonomi baru. 

Cuma terasa sekali bahwa kualitas manusia dan pelaksana lapangan khususnya di desa-desa itu belum bisa diandalkan untuk mendukung pembangunan infrastruktur berkualitas. 

Sampai kapan? Situasi itu akan berubah kalau saja logika kontrol pembangunan itu dibalik, bukan dari pusat ke desa, tetapi mulai dari desa sebagai basis paling bawah lalu bergerak ke pusat. 

Saya percaya bahwa jika pembangunan infrastruktur berkualitas itu terjadi sejak di desa-desa, maka desa sendiri akan menjadi sentral pertumbuhan ekonomi di bidang pangan pada tingkat paling dasar. Jika dasarnya kokoh, maka perekonomian bangsa ini akan semakin kuat.

4. Peningkatan kesejahteraan masyarakat. 

Pembangunan infrastruktur berkualitas pasti punya dampak bagi kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan masyarakat sebenarnya sangat bergantung pada  bukan saja soal perubahan mentalitas hidup, tetapi juga soal kualitas infrastruktur. 

Sebagian besar desa di Kerirea sebenarnya sangat membutuhkan jembatan. Jembatan itu akan membantu sekaki masyarakat dalam mendistribusikan hasil pangan mereka dan juga untuk kelancaran transportasi pelayanan dan lain sebagainya.

Namun, setiap kali masyarakat berbicara tentang kebutuhan jembatan itu, tidak nyantol ke telinga pemerintah pusat karena, laporan-laporan yang mengambang, katakan saja asal viral saja. Ya, viral yang tidak berkualitas dan tidak berbobot. 

Oleh karena itu, sebenarnya perlu ada blusukan yang memantau secara langsung keadaan di lapangan sampai di desa-desa. Proyek pembangunan infrastruktur masa pemerintah Jokowi semestinya bisa menghasilkan infrastruktur yang berkualitas sampai di desa-desa, jika sistem pengontrolan proyek pembangunan itu berjalan dengan baik.

Sayangnya bahwa tidak semua dipantau dengan baik, tambahan pula belum semua orang mendukung gagasan Jokowi untuk menghasilkan infrastruktur yang berkualitas. 

Oleh karena itu, sangat penting bahwa dalam waktu-waktu ini perlu kerja keras agar rencana siap tuntas pada tahun 2024 bisa berhasil:

  1. Membangun komunikasi sampai dengan aparat desa dalam kaitannya dengan rencana ketuntasan proyek infrastruktur di desa-desa.

  2. Membentuk tim khusus untuk mengevaluasi seberapa berkualitas semua infranstruktur yang dibangung di desa-desa khususnya.

  3. Indonesia membutuhkan mesin pengukur kualitas bangunan seperti di Jerman. Rusak dan baiknya suatu tembok misalnya sudah bisa dideteksi khusus dengan alat khususnya.

  4. Perlu adanya inventarisasi semua pembangunan infrastruktur masa pemerintahan Jokowi.

Demikian beberapa catatan terkait gagasan pembangunan infrastruktur dan ketersediaan infrastruktur yang berkualitas yang pernah dibicarakan oleh Pak Jokowi. Pada prinsipnya, jika seluruh masyarakat Indonesia memahami maksud dari infrastruktur yang berkualitas itu, maka akan tumbuh pula kesadaran untuk menjaga, merawat dan manfaatnya untuk pertumbuhan ekonomi, peradaban bangsa, pertumbuhan ekonomi dan daya saing.

Salam berbagi, ino, 31.05.2022.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun