3. Menciptakan sentral pertumbuhan ekonomi baruÂ
Hubungan logis memang bahwa infrastruktur yang berkualitas itu akan menjadi sentral pertumbuhan ekonomi baru.Â
Cuma terasa sekali bahwa kualitas manusia dan pelaksana lapangan khususnya di desa-desa itu belum bisa diandalkan untuk mendukung pembangunan infrastruktur berkualitas.Â
Sampai kapan? Situasi itu akan berubah kalau saja logika kontrol pembangunan itu dibalik, bukan dari pusat ke desa, tetapi mulai dari desa sebagai basis paling bawah lalu bergerak ke pusat.Â
Saya percaya bahwa jika pembangunan infrastruktur berkualitas itu terjadi sejak di desa-desa, maka desa sendiri akan menjadi sentral pertumbuhan ekonomi di bidang pangan pada tingkat paling dasar. Jika dasarnya kokoh, maka perekonomian bangsa ini akan semakin kuat.
4. Peningkatan kesejahteraan masyarakat.Â
Pembangunan infrastruktur berkualitas pasti punya dampak bagi kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan masyarakat sebenarnya sangat bergantung pada  bukan saja soal perubahan mentalitas hidup, tetapi juga soal kualitas infrastruktur.Â
Sebagian besar desa di Kerirea sebenarnya sangat membutuhkan jembatan. Jembatan itu akan membantu sekaki masyarakat dalam mendistribusikan hasil pangan mereka dan juga untuk kelancaran transportasi pelayanan dan lain sebagainya.
Namun, setiap kali masyarakat berbicara tentang kebutuhan jembatan itu, tidak nyantol ke telinga pemerintah pusat karena, laporan-laporan yang mengambang, katakan saja asal viral saja. Ya, viral yang tidak berkualitas dan tidak berbobot.Â
Oleh karena itu, sebenarnya perlu ada blusukan yang memantau secara langsung keadaan di lapangan sampai di desa-desa. Proyek pembangunan infrastruktur masa pemerintah Jokowi semestinya bisa menghasilkan infrastruktur yang berkualitas sampai di desa-desa, jika sistem pengontrolan proyek pembangunan itu berjalan dengan baik.
Sayangnya bahwa tidak semua dipantau dengan baik, tambahan pula belum semua orang mendukung gagasan Jokowi untuk menghasilkan infrastruktur yang berkualitas.Â