Penelitian kecil yang saya lakukan di kamar tidur memberikan saya jawaban yang memperlihatkan betapa penting nya kajian lebih jauh lagi tentang kebersihan udara yang dihirup manusia setiap hari dan betapa pentingnya lingkungan.
Kebetulan sekali saya punya alat bantu untuk meredakan ngorok saat tidur. Pada alat itu ada satu bagian kecil sebagai saluran udara dengan sistem kertas penyaringan atau filter.
Dua tahun lalu sebelum covid19, saya menemukan bahwa filter itu belum begitu tampak hitam berdebu ketika seminggu menggunakannya. Lama kelamaan saya mengamati ternyata tidak sampai seminggu saja sudah terlihat hitam.
Saya membayangkan bagaimana dengan kenyataan orang yang tidur tanpa ada penyaring udara dan tentu berapa banyak debu kotor yang masuk ke saluran pernapasan.
Bahkan terkadang, saya memutuskan untuk mengenakan masker pada saat tidur. Nah, terbukti secara sangat mengejutkan bahwa setiap kali saat tidur dengan menggunakan masker, terasa lebih nyenyak dan enak.
Apalagi kalau pada bagian luar masker direciki sedikit dengan minyak kayu putih, pernafasan terasa benar-benar segar dan enak. Hal ini benar-benar berangkat dari pengalaman pribadi.Â
Meskipun demikian, saya tidak merekomendasikan agar cara ini diterapkan oleh pembaca. Hal ini hanya merupakan pengalaman dan uji coba pribadi saja yang tentunya perlu diuji lagi secara lebih ilmiah oleh pihak-pihak yang berwenang.
Dari pengalaman itu saya punya beberapa asumsi:
Polusi udara mungkin saja semakin tinggi bersamaan dengan semakin rentan kerusakan lapisan ozon yang melindungi sinar ultraviolet Matahari.
Debu yang sangat halus pasti terbawa udara yang dihirup manusia, jika semakin sedikit tumbuhan hijau di sekitar rumah.
Resiko gangguan pernafasan pasti ada hubungannya dengan posisi rumah seseorang. Semakin di tengah kota, tanpa ada banyak pohon dan tumbuhan, maka semakin besar peluang terganggu pernafasan.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!