Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Ada 3 Alasan Mengapa Jokowi Berbicara tentang Enabling Environment di KTT ASEAN-AS 2022

18 Mei 2022   02:20 Diperbarui: 19 Mei 2022   11:28 1689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penghuni dunia di belahan bumi manapun sudah bisa merasakan fenomena alam yang aneh itu di mana saja. Di Jerman yang sebelumnya sangat jarang mengalami kenaikan suhu sampai dengan 30 derajat celcius, sekarang pun sudah bisa merasakannya.

Pada hari Minggu kemarin di Roma juga punya suhu 29 derajat celcius, suhu panas yang sulit diprediksi lagi dan hampir tidak ada perbedaan lagi antara suhu panas di Asia dan di Eropa.

Karena itu tema tentang mengembangkan lingkungan yang memungkinkan (enabling Environment) atmosfer kehidupan yang sejuk dan ramah lingkungan seharusnya memperoleh perhatian global.

2. Dunia sedang berhadapan dengan krisis perang Rusia-Ukraina yang telah merusakan lingkungan

Perang bagaimanapun juga tidak hanya membunuh manusia, tetapi juga membunuh ekosistem kehidupan lainnya, termasuk merusakan lingkungan.

Peluncuran senjata-senjata berat yang merobohkan bangunan-bangunan bertingkat sudah pasti secara langsung merusakan lingkungan alam. Belum lagi jika efek dari senjata-senjata berat itu bisa menimbulkan kebakaran di kota, kebakaran rumah-rumah dan lain sebagainya.

Krisis perang sudah pasti berbanding terbalik dengan visi enabling Environment yang mengutamakan pengembangan lingkungan hidup.

3. Dunia sedang berhadapan dengan problem sampah plastik

Terasa sekali bahwa sampah plastik merupakan problem global. Perjalanan beberapa hari lalu ke kota Roma menyisakan satu pemandangan tentang kebersihan kota. 

Beberapa persinggahan memang masih sangat mengagumkan di beberapa wilayah di Eropa, sekurang-kurangnya misalnya di Jerman. Sampah plastik memang tidak terlihat berserakan, namun penggunaan plastik masih ditemukan sangat banyak.

Demikian juga di Austria dan Italia. Bahkan di Italia, terlihat jelas sekali penampung sampah di jalan-jalan terlihat bahannya dari plastik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun