Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kenali Jejak Perjuangan Titus Brandsma Untuk Kebebasan Pers

14 Mei 2022   12:36 Diperbarui: 14 Mei 2022   12:38 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berita tentang kenyataan pahit rezim Nazi memang perlu disuarakan secara benar, bukan karena posisi keberpihakan penulis pada oposisi, tetapi atas dasar keberpihakannya pada kebenaran dan nilai-nilai kehidupan. 

Rezim kekuasaan yang melarang kebebasan berpendapat tentu itu yang perlu dilawan. Nah, dalam kaitannya dengan kekuasaan, kehidupan Titus Brandsma bisa menjadi poin yang relevan untuk konteks Indonesia juga.

Indonesia menyongsong pemimpin 2024 adalah tema aktual yang tidak terlepas dari konteks berita-berita hoax tentang calon-calonnya. Janji yang tidak terpenuhi, diberitakan sebagai orang hebat yang bisa membangun secara luar biasa negeri ini.

 Hoax kekuasaan bisa muncul dalam kemanisan kata-kata yang selalu menghibur rakyat, namun tidak tampak menjadi nyata pada tingkat realisasinya. 

Dari konteks seperti itu, maka penulis, para jurnalis tentunya dipanggil untuk menyuarakan kebenaran.

2. Hoaks dalam pemberitahuan

Konteks hoaks dalam pemberitaan pada masa itu dilawan Titus Brandsma melalui perkumpulannya bersama asosiasi pers Katolik yang punya nafas yang sama memperjuangkan kebenaran pada masa itu.

Dari latar konteks zaman kita saat ini, bisa dikatakan dalam istilah populer bahwa momen kanonisasi itu adalah panggilan kepada buzzer kebenaran informasi, buzzer melawan hoaks. Buzzer bebas yang tidak dibayar oleh siapa-siapa, selain atas nama kebenaran. 

Saya lebih suka menggunakan istilah buzzer itu tanpa tergantung pada kekuasaan, tetapi lebih karena panggilan pribadi untuk memberitakan nilai-nilai baik untuk kebersamaan, toleransi dan inspirasi hidup.

 3. Hoaks di kalangan Universitas

Titus Brandsma pada masa itu melakukan perlawanan terhadap Nazi mulai dari Universitas. Podium universitas baginya adalah momen bergengsi menanamkan ilmu yang benar kepada generasi muda yang kritis. 

Apakah perjuangan Titus Brandsma dilatarbelakangi oleh karena ia takut jangan-jangan ideologi Nazi itu masuk sampai ke Universitas? Ya, bisa saja. Rupanya Titus Brandsma punya pandangan profetis tentang bentuk perlawanan terhadap rezim kekerasan dan anti kebebasan itu mulai dengan cara menanamkan ilmu yang benar di Universitas tempat ia mengajar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun