Di sela-sela istirahat menunggu datang kereta ke Hildesheim, saya melihat ada banyak sekali yang berlari-lari mengejar kereta lainnya dan juga ada yang memaksa proses pembayaran di toko roti secara cepat.
Beberapa keluarga yang mengenakan kerudung sangat jelas adalah orang Ukraina. Ternyata orang Ukraina juga ada yang muslim dan mereka sedang lari dari perang.
Duh, saya sedikit terdiam berdiri tidak jauh dari mereka, sambil memperhatikan dua anak kecil yang bermain-main lalu meminta roti pada opa mereka.
Saya tidak tahu persis seperti apa status orang tua itu. Saya menduga adalah tiga perempuan itu adalah istri, saudara dan putrinya yang juga punya dua orang anak yang masih kecil.
Tidak lama kemudian mereka membagikan sebuah roti. Jadi, satu roti dibagi-bagikan kepada istri, temannya dan juga untuk anak dan cucu-cucunya.
Salaman di tengah suasana sulit
Saya tersentak oleh pemandangan-pemandangan unik hari  itu, ternyata pada belahan bumi yang lain, liburan dan suasana arus balik itu berbeda pula ceritanya. Hal yang menarik bahwa pada waktu itu mereka tidak sendirian, tetapi ada juga beberapa keluarga lainnya yang berasal dari Ukraina.
Saya tahu itu ketika mendengar ucapan salam mereka dan pakaian mereka yang khas. Salam Assalamualaikum terdengar saat itu. Saya merasakan bahwa sebetulnya mereka ingin sekali merayakan suasana Idul Fitri bersama keluarga bukan di stasiun kereta api atau di jalan, tetapi di rumah bersama seluruh anggota keluarga, tapi perang telah mengubah semuanya tanpa hitung apakah suasana itu disukai atau tidak.
Jeda satu jam di stasiun kereta akhirnya menyibakan saya pada satu pemandangan dengan perspektif yang berbeda. Ternyata arus balik itu tidak sama, arus balik bagi sebagian orang Ukraina adalah menyelamatkan diri dan keluarga mereka dari perang.
Perjalanan berlanjut, kenangan tertinggal dalam benak pikiran dan kenangan kerudung putih
Ketika jam keberangkatan tiba, saya berangkat dengan aman dan lancar, bisa menemukan tempat duduk sendirian dengan sinyal internet yang sangat bagus kualitasnya.
Ada tiga kali berhenti, saya melihat keramaian di stasiun hari itu berbeda-beda tingkat keramaiannya. Berhenti pertama di Fulda, tidak banyak saya melihat orang turun. Seterusnya ketika masuk wilayah Kalsel saat itu baru terlihat banyak yang turun, termasuk juga ada banyak saudara-saudara yang muslim turun di sana.