Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Deklarasi PDSI, Tanda Perkembangan atau Perpecahan?

4 Mei 2022   12:43 Diperbarui: 4 Mei 2022   12:44 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh karena itu, hal penting saat ini bukan soal perpecahan, tetapi bahwa berangkat dari dinamika pemecatan Terawan, akhirnya membuka wawasan berpikir para dokter Indonesia sendiri bahwa akses pelayanan kesehatan kepada masyarakat harus lebih ditempatkan sebagai prioritas.

Dalam tujuan itu, para dokter khususnya perlu punya kebebasan memilih dengan visi yang jelas dan bukan berbelit-belit dan atau bahkan mempersulit. 

Masyarakat Indonesia membutuhkan pelayanan kesehatan yang merata, tetapi sampai dengan saat ini di pelosok desa-desa masih terlalu jarang mendapatkan pelayanan kesehatan langsung dari dokter.

Apakah memang Indonesia tidak cukup tenaga dokternya ataukah sebenarnya cukup tenaga dokter cuma mentok dalam urusan yang berbelit-belit di bagian perizinan dan lain sebagainya.

Nah, hal seperti perlu menjadi bahan evaluasi supaya baik IDI maupun PDSI memperhatikan harapan dan kerinduan masyarakat Indonesia untuk memperoleh pelayanan kesehatan.

4. Seberapa pentingnya kesehatan dan pendidikan?

Saya membayangkan jika seandainya kesehatan masyarakat dianggap sama dengan pendidikan, maka Indonesia ini akan menghasilkan generasi muda yang bukan saja cerdas tetapi sehat.

Coba bayangkan, urusan pendidikan sampai di desa-desa selalu punya tenaga guru yang siap mendidik anak-anak bangsa ini, tetapi mengapa urusan kesehatan itu tidak seperti itu, tetapi mentok hanya di kota-kota.

Apakah pendidikan lebih penting dari kesehatan? Saya kira sangat jelas bahwa dua bidang itu sama pentingnya. Tetapi, pada kenyataannya pemerataan tenaga guru itu tidak sama sekali berimbang  dengan pemerataan tenaga dokter.

Apakah hal ini karena pendidikan untuk menjadi seorang dokter itu dianggap lebih sulit dan membutuhkan banyak biaya daripada proses pendidikan menjadi seorang guru?

Tentu saja benar, tetapi  pemerintah mestinya punya cara agar pendidikan Indonesia itu maju dan seimbang dengan kesehatan masyarakatnya.

Saya kira ukuran kemajuan bangsa itu sendiri tidak akan melampaui kriteria di bidang kesehatan dan pendidikan. Mengapa kita hanya fokus pada pendidikan dan atau sebaliknya hanya fokus pada bidang kesehatan di kota-kota saja.

Semestinya masyarakat punya hak yang sama dalam memperoleh layanan di bidang pendidikan dan kesehatan. Keseimbangan pendidikan dan kesehatan rupanya sudah tidak tergantikan lagi kapanpun dan dimanapun juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun