Dunia mengakui prestasi dan kemajuan bangsa ini. Dunia berbicara tentang bangsa ini. Dunia membuka mata dan mendengar catatan dan ungkapan hati anak bangsa ini.
Saya masih ingat ketika Presiden Amerika membangun isu bahwa penanganan teroris di tanah air perlu melibat pihak lain, Presiden Jokowi membantahnya di depan pemimpin bangsa-bangsa lain, bahwa Indonesia mampu mengatasi sendiri dengan caranya sendiri. Donald Trump waktu itu terdiam dan panik, bisa-bisanya Indonesia membantah ucapan penguasa negara adidaya itu.
Saya pikir nalar kritis seperti itu yang perlu ada di antara mahasiswa Indonesia. Mahasiswa perlu membangun konsep untuk menjaga NKRI dan membantah tudingan-tudingan asing yang merusak jati diri bangsa ini.Â
Di manakah salahnya Jokowi? Isu penundaan pemilu dan presiden tiga periode sudah dijelaskan dan dikatakan dengan tegas bahwa berhenti berbicara tentang itu. Bahkan Jokowi sudah mengumumkan tanggal pemilu tahun 2024, salahnya di mana lagi?
Jangan mencari-cari kesalahan pemimpin, karena dia adalah AYAH kalian. Kalian hidup dalam balutan program pemerintah yang mendukung dana pendidikan, kurikulum dan atmosfer pendidikan yang baik di negeri ini.
Jika mahasiswa Indonesia tidak bisa membedakan mana pemimpin yang baik dan mana pemimpin yang korup, maka sangat mungkin bahwa konsep dan cara berpikir sebagian mahasiswa bisa saja sudah terpapar bukan covid, tapi radikalisme.
Saya berharap bahwa tidak akan terjadi seperti itu. Mahasiswa Indonesia tetaplah generasi masa depan Indonesia yang cerdas, bermoral, kritis, etis dan demokratis.
Demikian catatan terkait dilema mahasiswa antara demokrasi, demonstrasi dan radikalisme. Pada prinsipnya mahasiswa Indonesia punya hak dalam menyampaikan pendapat mereka sesuai pasal 28 UUD 1945. Meskipun demikian, ada hal yang tidak boleh dilupakan bahwa demonstrasi itu harus tetap demokratis dan tidak berbau radikalisme. Jadilah mahasiswa yang membanggakan bangsa ini, mahasiswa yang dikenal karena membela kepentingan NKRI dan bukan mengacaukan NKRI.
Salam berbagi, ino, 11.04.2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H