Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Dilema Mahasiswa Indonesia Antara Demokrasi, Demonstrasi dan Radikalisme

11 April 2022   14:01 Diperbarui: 11 April 2022   14:03 1274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia mengakui prestasi dan kemajuan bangsa ini. Dunia berbicara tentang bangsa ini. Dunia membuka mata dan mendengar catatan dan ungkapan hati anak bangsa ini.

Saya masih ingat ketika Presiden Amerika membangun isu bahwa penanganan teroris di tanah air perlu melibat pihak lain, Presiden Jokowi membantahnya di depan pemimpin bangsa-bangsa lain, bahwa Indonesia mampu mengatasi sendiri dengan caranya sendiri. Donald Trump waktu itu terdiam dan panik, bisa-bisanya Indonesia membantah ucapan penguasa negara adidaya itu.

Saya pikir nalar kritis seperti itu yang perlu ada di antara mahasiswa Indonesia. Mahasiswa perlu membangun konsep untuk menjaga NKRI dan membantah tudingan-tudingan asing yang merusak jati diri bangsa ini. 

Di manakah salahnya Jokowi? Isu penundaan pemilu dan presiden tiga periode sudah dijelaskan dan dikatakan dengan tegas bahwa berhenti berbicara tentang itu. Bahkan Jokowi sudah mengumumkan tanggal pemilu tahun 2024, salahnya di mana lagi?

Jangan mencari-cari kesalahan pemimpin, karena dia adalah AYAH kalian. Kalian hidup dalam balutan program pemerintah yang mendukung dana pendidikan, kurikulum dan atmosfer pendidikan yang baik di negeri ini.

Jika mahasiswa Indonesia tidak bisa membedakan mana pemimpin yang baik dan mana pemimpin yang korup, maka sangat mungkin bahwa konsep dan cara berpikir sebagian mahasiswa bisa saja sudah terpapar bukan covid, tapi radikalisme.

Saya berharap bahwa tidak akan terjadi seperti itu. Mahasiswa Indonesia tetaplah generasi masa depan Indonesia yang cerdas, bermoral, kritis, etis dan demokratis.

Demikian catatan terkait dilema mahasiswa antara demokrasi, demonstrasi dan radikalisme. Pada prinsipnya mahasiswa Indonesia punya hak dalam menyampaikan pendapat mereka sesuai pasal 28 UUD 1945. Meskipun demikian, ada hal yang tidak boleh dilupakan bahwa demonstrasi itu harus tetap demokratis dan tidak berbau radikalisme. Jadilah mahasiswa yang membanggakan bangsa ini, mahasiswa yang dikenal karena membela kepentingan NKRI dan bukan mengacaukan NKRI.

Salam berbagi, ino, 11.04.2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun