Tunjukan bahwa kalian mahasiswa Indonesia adalah penjaga NKRI di barisan ilmu pengetahuan kritis tanpa kekerasan dan radikalisme!Â
Gema demonstrasi mahasiswa Indonesia pada 11 April 2022 terdengar hingga di Jerman. Terkejut juga seh, soalnya yang terdengar adalah demo turunkan Jokowi. Gila banget tu.
Balutan isu yang tidak jelas itu muncul serentak ketika polemik masiv tentang presiden tiga periode dan penundaan pemilu terus digaungkan oleh oposisi pemerintah saat ini.
Sambil menolak lupa, saya masih ingat beberapa waktu lalu berita-berita kembali hangat tentang Hambalang yang mangkrak, dosa siapa? dan Salah siapa?
Jokowi kah yang melakukan itu semua? Tidak dan tentu tidak. Kasus Hambalang yang telah menyeret sejumlah tokoh Demokrat itu belum tuntas, tiba-tiba  gejolak demo mahasiswa mencuat lebih punya bara menuntut Jokowi daripada menuntut pengusutan tuntas proyek Hambalang mangkrak.Â
Mungkinkah dibalik itu semua ada hubungannya dengan pengalihan isu Hambalang? Atau apakah ini cara pengalihan isu terkait kasus IDI dan Terawan? Ataukah kasus sumbangan anggota DPR untuk kelompok terlarang di negeri ini?Â
Mestinya demonstrasi diarahkan ke kasus-kasus itu dan bukan ke konteks penundaan pemilu dan presiden tiga periode. Jokowi sudah tegas menolak rencana presiden tiga periode karena tidak konstitusional, bahkan rencana pemilu 2024 sudah ditentukan dengan jelas. Salah nya di mana?
Jokowi di kagumi di luar, di caci maki di tanah air sendiri
Terdengar aneh banget. Indonesia semakin dikagumi orang luar, tapi kenapa semakin rusak di tanah airnya? Sangat disayangkan bahwa kepentingan politik tertentu di bawah hidden agenda tokoh-tokoh yang dililit isu korupsi mega proyek Hambalang, akhir semakin tidak peduli suasana puasa umat muslim saat ini.Â
Ada banyak pertanyaan, kok demo saat puasa sih? Entahlah siapa yang bisa menjawabnya. Mungkin saja bisa diizinkan, asalkan demo itu benar-benar demokratis dan bukan demo anarkis.Â
Pada sisi yang lain, tetap saja demo mahasiswa kali ini, tidak terlalu menarik karena seakan membuka kemungkinan. penyebaran Covid19 sebelum liburan Lebaran. Sangat mungkin bahwa jika kasus Covid19 di tanah air semakin meningkat, maka kebijakan pemerintah terkait pembatasan liburan bisa terjadi seperti tahun lalu.Â
Apakah itu maksud tersembunyi demo mahasiswa kali ini untuk menurunkan Jokowi? Mahasiswa yang kritis, kalau benar seperti kata youtube channel Pak De bahwa ada indikasi ditunggangi, maka sejarah demo terburuk itu terjadi saat ini.Â
Indonesia bisa saja menjadi satu-satunya negara di Asean yang cukup mapan dan stabil ekonominya hingga hari ini. Meskipun buih berita kekurangan minyak goreng sana sini. Tapi, siapa yang membendung minyak goreng? Lagi-lagi berbelit.Â
Terasa jadinya, negeri ini bisa semakin dikuasai orang tidak waras. Kalau mahasiswa saja sudah ikut ditunggangi, maka apa yang bisa diharapkan lagi.
Mahasiswa sebagai generasi yang kritis dengan basis ilmu pengetahuan dan kebenaran sudah gampang diseret oleh kepentingan politik partai tertentu, maka hal itu sama dengan mahasiswa gampang diajak kompromi melupakan demokrasi.Â
Kalau diperhatikan lebih serius lagi, maka isu-isu sentral yang mesti dilawan mahasiswa itu bukan presidennya, tetapi isu Radikalisme di Indonesia dan korupsi. Nah, kalau saja isu-isu itu gampang dipetieskan, maka sangat mungkin bahwa tidak sedikit mahasiswa yang mungkin terlibat dalam jaringan radikalisme.Â
Mungkin perlu diselidiki lebih dalam lagi. Kalau toh benar, maka pemerintah perlu bekerja keras, karena mahasiswa kita adalah generasi masa depan Indonesia. Generasi masa depan yang mestinya hidup sesuai Pancasila dan UUD 1945 tidak boleh ditunda dan dilupakan dalam proses formasi cinta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).Â
Prioritas keamanan bangsa menjelang G20
Indonesia perlu waspada menjaga ketat situasi bangsa ini sebelum G20. Jika kondisi bangsa tidak aman, maka hal itu akan sangat memalukan sekali bangsa kita semua.Â
Ya, kalau pemimpin dunia yang berencana datang, toh membatalkan perjalanan ke Indonesia hanya karena alasan demo-demo tidak waras itu yang berujung anarkis. Keamanan bangsa semestinya menjadi prioritas kita semua menjelang G20 nanti.
Marilah para mahasiswa, sadarlah bahwa kalian perlu waktu untuk belajar lebih jauh dan dalam lagi. Belajar mencintai NKRI lebih dari provokasi dan bayaran tunggangan sehari. Kalian hendaknya kritis dan tegas. Kalian perlu punya sikap batin yang anti kompromi dengan korupsi. Marilah perlu menolak anarkis yang bisa menyemburkan asap, bara dan api.Â
Menciptakan wajah kota tanpa balutan asap dan nyala api di antara kerumunan dan sorak teriak tuntutan itu sama dengan mengubah sejarah. Sejarah tentang mahasiswa era Metaverse yang kritis.
Keluhan dampak krisis Krisis Rusia-Ukraina bukan cuma bangsa kita, tetapi hampir seluruh dunia, tetapi kenapa kalian semakin menambah riuh kekacauan di negeri tercinta ini. Semestinya kalian tanam kaki menjaga bangsa ini bebas dari radikalisme, bebas dari korupsi, bebas dari tindakan anarkis.
Jokowi dan keberanian membantah asing
Dunia mengakui prestasi dan kemajuan bangsa ini. Dunia berbicara tentang bangsa ini. Dunia membuka mata dan mendengar catatan dan ungkapan hati anak bangsa ini.
Saya masih ingat ketika Presiden Amerika membangun isu bahwa penanganan teroris di tanah air perlu melibat pihak lain, Presiden Jokowi membantahnya di depan pemimpin bangsa-bangsa lain, bahwa Indonesia mampu mengatasi sendiri dengan caranya sendiri. Donald Trump waktu itu terdiam dan panik, bisa-bisanya Indonesia membantah ucapan penguasa negara adidaya itu.
Saya pikir nalar kritis seperti itu yang perlu ada di antara mahasiswa Indonesia. Mahasiswa perlu membangun konsep untuk menjaga NKRI dan membantah tudingan-tudingan asing yang merusak jati diri bangsa ini.Â
Di manakah salahnya Jokowi? Isu penundaan pemilu dan presiden tiga periode sudah dijelaskan dan dikatakan dengan tegas bahwa berhenti berbicara tentang itu. Bahkan Jokowi sudah mengumumkan tanggal pemilu tahun 2024, salahnya di mana lagi?
Jangan mencari-cari kesalahan pemimpin, karena dia adalah AYAH kalian. Kalian hidup dalam balutan program pemerintah yang mendukung dana pendidikan, kurikulum dan atmosfer pendidikan yang baik di negeri ini.
Jika mahasiswa Indonesia tidak bisa membedakan mana pemimpin yang baik dan mana pemimpin yang korup, maka sangat mungkin bahwa konsep dan cara berpikir sebagian mahasiswa bisa saja sudah terpapar bukan covid, tapi radikalisme.
Saya berharap bahwa tidak akan terjadi seperti itu. Mahasiswa Indonesia tetaplah generasi masa depan Indonesia yang cerdas, bermoral, kritis, etis dan demokratis.
Demikian catatan terkait dilema mahasiswa antara demokrasi, demonstrasi dan radikalisme. Pada prinsipnya mahasiswa Indonesia punya hak dalam menyampaikan pendapat mereka sesuai pasal 28 UUD 1945. Meskipun demikian, ada hal yang tidak boleh dilupakan bahwa demonstrasi itu harus tetap demokratis dan tidak berbau radikalisme. Jadilah mahasiswa yang membanggakan bangsa ini, mahasiswa yang dikenal karena membela kepentingan NKRI dan bukan mengacaukan NKRI.
Salam berbagi, ino, 11.04.2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H