Nggerengganda pada musim panen sudah pasti menyajikan kesejukan dahaga dan lelah para petani saat mengetam padi.Â
Tidak jarang bagi anak-anak, buah nggerengganda yang sudah dimakan isinya, sering dipakai sebagai bola kecil yang bisa untuk mengusik teman dengan melempar pada kepalanya.
Nggerengganda telah menjadi kenangan masa kecil di padang kehidupan yang jauh dari kemodernan saat itu. Umumnya Passiflora foetida yang tumbuh di Flores merambat pada tumbuhan yang tidak terlalu tinggi.
Di kebun umumnya tumbuh merambat pada tumbuhan jagung dan padi. Tapi, uniknya juga bahwa Passiflora foetida tumbuh kebanyakan di pinggir jalan.
Seakan-akan ada kepuasan natural yang mau dipertunjukan kepada manusia. Pada pinggir jalan itu, ia berbuah dengan sajian warna yang berbeda-beda.Â
Penampilannya yang memikat pada umumnya anak-anak. Passiflora foetida tampak selalu siap memberi dan membuka diri agar apa yang dihasilkannya bisa dinikmati oleh anak-anak pada umumnya dan tentu juga untuk siapa saja yang membutuhkannya.
Ranting paling panjang kurang lebih 2-3 meter dan merambat dengan ketinggian tidak lebih dari 2 meter. Bahkan ditemukan cuma setinggi lutut merambat naik dari permukaan tanah.
Passiflora foetida memiliki struktur daun menyerupai segi tiga. Daunnya berwarna hijau dengan sedikit berbulu sangat halus. Selain itu, pada daun Passiflora foetida akan mengeluarkan aroma yang tajam dan khas jika disentuh dengan keras hingga rusak.
Tidak heran jika arti kata foetida (latin) berarti bau. Passiflora foetida memiliki bunga yang sangat indah. Pada bagian paling luar diselimuti oleh kurang lebih 10 selaput berwarna merah muda.Â
Pada bagian atas kelopak yang sangat halus dan putik yang menyerupai seperti simbol dari mercedes di tengah-tengahnya. Warna bunga merah muda itu tentu menjadi warna yang indah karena memiliki tampilan kontras dengan daun yang hijau cerah.