Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Passiflora Foetida dan Spiritualitas "Penapis" di Era Digital

22 Maret 2022   08:04 Diperbarui: 23 Maret 2022   22:42 1633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen diambil dari: eol.org

Jangan lupa, jika Anda membutuhkan inspirasi untuk menulis, maka pandanglah bunga-bunga dan tumbuhan di sekitar Anda, lalu perhatikan pesan kehidupannya.

Sebelum orang mengenal nama latinnya, tumbuhan  Passiflora foetida disebut secara khusus "nggerenggada" dalam bahasa Ende, Flores. Selain nama dalam bahasa Latin, tumbuhan ini disebut juga sebagai stinking passion flower, wild maracuja, bush marika.

Dari hasil penelusuran pada dinding wikipedia.org disebutkan bahwa jenis maracuya hutan itu adalah spesies bunga gairah yang berasal dari Amerika Serikat bagian barat daya (Texas selatan, dan Arizona), Meksiko, Karibia, Amerika Tengah, dan sebagian besar Amerika Selatan. 

Passiflora foetida sudah diperkenalkan ke seluruh daerah tropis di seluruh dunia. Wikipedia menyebut secara umum saja seperti Asia Tenggara, Asia Selatan, Hawai, Afrika, dan Maladewa.

Tulisan ini merupakan salah satu bentuk konfirmasi sejarah tentang penyebaran Passiflora foetida. Di Flores, Passiflora foetida adalah jenis tumbuhan hutan yang bisa tumbuh di mana saja. Cuma, saya tidak tahu apakah benar itu merupakan spesies yang merupakan hasil penyebaran dari Amerika Serikat atau tidak.

Orang tua, bahkan nenek moyang masyarakat pedesaan di sana sudah mengenal tumbuhan nggerengganda sejak dulu kala. Bisa jadi sebaliknya, tumbuhan itu muncul pertama di Indonesia, cuma belum ada yang menulisnya, sehingga seakan-akan berasal dari luar dan bukan dari Indonesia.

Masyarakat Ende misalnya, menyebutnya dengan nama nggerengganda oleh karena keunikan selaput yang melindungi buahnya. Selaput halus yang berjarak (nggerengganda).

Saya mengenal nggerengganda sejak musim panen sekitar tahun 1985. Ingin sekali pergi ke kebun untuk mengetam padi, namun terlambat kembali dari sekolah. Kakak saya membawa oleh-oleh buah nggerengganda.

Nggerngganda  di daerah tropis itu sangat manis dan enak, bahkan biji dalamnya bisa dimakan. Oleh-oleh sederhana ala petani desa dari kebun mereka untuk anak-anak.

Oleh karena nggerengganda itu bisa dimakan, maka tanaman itu selalu dibiarkan tumbuh bersama padi di ladang. Sangat menarik bahwa nggerngganda berbuah matang tepat pada musim panen.

Nah, pada musim panen itu, Nggerngganda meranggas pada bulir-bulir padi dengan buahnya yang berwarna kuning kemerah-merahan. Pemandangan unik di tengah ladang sunyi terlihat buah-buah nggerengganda yang siap dipanen gratis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun