Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Membongkar Rahasia di Balik Isu Penundaan Pemilu 2024

10 Maret 2022   05:55 Diperbarui: 10 Maret 2022   06:00 904
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membongkar rahasia dibalik isu penundaan pemilu 2024 | Dokumen diambil dari: br.napster.com

Pemimpin hebat itu harus bisa menolak keinginan-keinginan yang tidak sesuai dengan prinsip hukum yang berlaku. Kompromi pada keinginan sebagian orang, bisa saja menjadi cela dari bocornya jaringan kepercayaan publik.

Menolak tawaran dan jebakan itu penting. Mungkin sama pentingnya dengan kesadaran bahwa ia bukan orang rakus yang bisa "makan puji" lalu tidak tahu diri. Di situlah letak kecerdasan emosi dan intelek seorang Jokowi dalam menata isu-isu di negeri ini.

Isu boleh saja bertebaran, tetapi ia tidak pernah goyah dari provokasi jabatan, tahta, harta serta prestasinya sendiri. Semua itu ada saat dan masanya. Konsisten itu penting, lebih penting dari memperpanjang popularitas diri, padahal melanggar konstitusi.

3. Hubungan isu satu dengan isu lainnya

Gelombang isu datang dan pergi. Isu-isu itu seperti gelombang di tepi pantai. Datang sambil menerpa semua sampah ke pesisir pantai. Tak jarang seperti gelombang yang mengguling dan menggulung, lalu pergi dengan sunyi.

Masih ingat beberapa waktu lalu provokasi Edy Mulyadi tentang IKN sebagai tempat tidak pantas itu? Gelombang ganas merebak tuntutan penghakiman adat. Namun, penebar ujaran kebencian itu kehilangan pendukung dan massa.

Sendiri akhirnya mendekap di penjara. Bisa saja dikira protes melalui media itu menuai dukungan dari banyak pihak. Ia berlagak orang kritis dan cerdas.

Cuma sayang kata-katanya tidak ditata secara ramah. Pancingan dan jebakan akhirnya mengenai dirinya sendiri. Mungkin maksudnya benar, sebagai anak bangsa ia punya hak suara. Ia boleh saja mengajukan alasan mengapa ia menolak.

Namun, tidak elok dan indah. Saat kata-katanya merendahkan sesamanya. Hati-hati saat bermain api, nanti bisa kebakaran sendiri. Demikian, hati-hati mencerna isu-isu negeri ini sebelum punya alasan yang mendasar dan sangat penting.

Penundaan pemilu 2024 itu adalah sebuah desas-desus yang tidak punya alasan dan landasan. Saya hanya bisa menganalisis dari sisi lain ketika termakan isu. Potensi demo-crazy dengan bayaran "nasi bungkus" hanya akan menyerap energi positif bangsa ini untuk membangun dengan damai dan penuh toleransi.

Salam berbagi, ino 10, 03, 2022.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun