Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tegangan Politik Barat - Timur dan Dampak dari Invasi Militer Rusia

3 Maret 2022   04:25 Diperbarui: 8 Maret 2022   12:09 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tegangan barat timur dan dampak dari invasi militer Rusia | Dokumen tangkapan layar dari Ukraine In Crisis

Kepercayaan politik dan ekonomi jauh lebih berarti bagi kehidupan global, daripada mengandalkan nuklir dan menjadi otokrat.

Terhitung sudah 8 hari sejak pasukan Rusia menginvasi Ukraina, keputusan pemerintahan Ukraina untuk darurat militer (Ausnahmezustand) telah diberlakukan di negara tersebut hingga saat ini. Tidak hanya itu, larangan bagi semua pria yang berusia 18-60 pun sudah mulai berlaku. 

Perhitungan terkait situasi khusus dan penambahan pasukan cadangan memang sudah merupakan kalkulasi penting bagi Ukraina saat ini. Strategi dan kebijakan itu diambil termasuk juga untuk menghalangi pergerakan pasukan Rusia yang sedang bergerak ke ibu kota Kyiv.

Kehilangan kepercayaan politik dan ekonomi

Dampak invasi militer Rusia sudah pasti berdampak pada kekuatan militer dan ekonomi. Ya, invasi itu tidak lain berdampak pada penghancuran secara cepat apa yang sudah dibangun bertahun-tahun dengan menghabiskan anggaran yang tidak sedikit. 

Dampak langsung dari invasi militer Rusia adalah penghancuran infrastruktur, pertumbuhan ekonomi dan juga tentu sistem pertahanan negara, militer negara Ukraina.

Bahkan sangat mungkin bahwa Rusia sendiri akan kehilangan kepercayaan politik dan ekonomi. Sesuatu yang tidak mudah dan berdampak ganda yakni sanksi yang berkaitan langsung dengan pemutusan hubungan bisnis, ekonomi dan keuangan mulai terasa. 

Nah, kalau sampai pada kebijakan seperti itu, bagaimanakah kekuatan ekonomi kedua negara itu kedepannya, dan secara khusus kekuatan ekonomi Rusia sendiri?

Sanksi ekonomi dari Amerika dan Barat

Satu hal yang pasti bahwa sanksi ekonomi akan diberikan oleh Amerika dan negara-negara di Eropa baik yang tergabung dalam Nato maupun yang lainnya. Sanksi ekonomi di masa krisis ini berlangsung tentu bukan merupakan efek konstruktif bagi perekonomian Rusia. 

Sekalipun dampaknya akan terjadi seperti itu, Putin sendiri tampak masih berprinsip keras untuk menduduki Kyiv dalam satu operasi cepat yang secara langsung bertujuan untuk menggulingkan atau mengambil alih kekuasaan presiden Ukraina yang terpilih secara demokratis. 

Akankah Ukraina berubah menjadi negara boneka pro-Rusia?

Kalkulasi Putin yang sangat ambisius tentunya sangat jelas yakni menciptakan penyelesaian (fait accompli) agar pengambilalihan kekuasaan itu diterima oleh rakyat Ukraina dan negara-negara Barat.

Selain itu Putin telah memperhitungkan juga kemungkinan bahwa negara-negara Barat akan menjatuhkan sanksi kepada Rusia cuma secara simbolis dan sama sekali tidak untuk mengeliminir Rusia dari perannya di siklus ekonomi global. 

Selanjutnya akan berjalan kembali normal, selain bahwa Ukraina semakin mengalami tekanan politik dan pengaruh Rusia yang terus merujuk kepada integrasi Ukraina ke Rusia.

Dukungan Jerman untuk Ukraina

Dalam keadaan ini, Eropa, terutama Jerman, tidak akan terlibat dalam restrukturisasi mendasar pasokan energi mereka dan sebaliknya tidak akan mengakhiri kesepakatan menarik dengan Rusia. Mengapa hal ini terjadi? 

Ya, ternyata Jerman sendiri membutuhkan pasokan gas dari Rusia sebesar 55 %. Meskipun demikian, sikap kritis pemerintah Jerman sangat jelas berpihak pada Ukraina. Olaf secara jelas pada Jumat, 25 Maret 2022 secara tegas menyatakan dukungannya sebesar 100 milliardär euro untuk peningkatan alutsista, yang secara tidak langsung berdiri untuk mendukung Ukraina sebagai warga Nato dan EU.

Putin barangkali juga berpikir bahwa oligarki di Rusia juga akan tetap tenang dan bahkan tidak memikirkan bagaimana menyingkirkan orang di Kremlin untuk kembali mengembangkan bisnis mereka.

Tentu tidak semudah itu. Pergulatan politik dan invasi militer belum mencapai tujuannya. Meskipun sudah bisa diduga bahwa militer Rusia sudah lebih banyak menggunakan kekuatan militer mereka, sementara itu rakyat Ukraina tidak akan berubah pikiran bahwa pasukan Rusia sebagai pembebas. 

Pada prinsipnya rakyat Ukraina akan tetap berdiri di samping presiden mereka dan selalu siap mendukung opsi dan kebijakan presiden mereka. Bahkan rakyat Ukraina akan terus berjuang menolak kehadiran pasukan Rusia di Ukraina. Jika keadaan seperti itu tidak menemukan titik akhirnya, maka sanksi ekonomi negara-negara barat dan Amerika akan menjadi kenyataan pahit untuk Rusia.

Gerakan perlawanan "bawah tanah" rakyat Ukraina

Dugaan dan prediksi saat ini mengarah pada kemungkinan bahwa sekalipun Putin bisa menguasai Ukraina, namun rakyat Ukraina akan hidup dalam suatu gerakan dan perlawanan bawah tanah menentang Putin. Kemungkinan paling nyaman adalah sebagian rakyat Ukraina akan melarikan diri ke negara-negara di Eropa.

Jika saja opsi rakyat Ukraina lebih mengarah lari ke Barat, maka kemungkinan besar bahwa Rusia semakin dipisahkan secara tegas dari Barat dengan konsekuensi nafas ketergantungan ekonomi Rusia dan  negara-negara lain yang diperintah secara demokratis akan bergantung (abhängig) kepada kekuatan ekonomi China. 

Jika seperti itu, maka pada akhirnya Beijing mengambil peran untuk Moskow dalam semua isu-isu penting di sana.

Putin dan kekuatan nuklir Rusia

Kewibawaan Putin saat ini rupanya merujuk kepada kekuatan senjata nuklir yang dimiliki Rusia. Namun, cepat atau lambat kebanggan Putin itu sekaligus merupakan peringatan kepada negara-negara Barat untuk lebih disiplin dan intensif mengembangkan nuklir di negara mereka masing-masing.

Sekurang-kurangnya negara-negara Barat akan menyiapkan masa depan mereka dengan proyek mega investasi di bidang militer sambil terus mengisolasi Rusia dari hubungan politik dan ekonomi.

Solusi alternatif

Alternatif solusi yang meredam persaingan kekuatan militer itu tidak lain bahwa Putin dengan cara apapun dibawa ke Pengadilan Kejahatan Internasional di Den Haag dan harus dihukum karena telah melancarkan agresi militer kepada Ukraina.

Cara ini penting dengan tujuan untuk mengembalikan kepercayaan publik internasional yang berbasiskan nilai-nilai dan aturan. Tanpa Putin dibawa ke pengadilan internasional, maka retakan dan persaingan politik dan militer dengan hawa panas blok Barat dan Timur semakin tidak dihindari.

Pertanyaannya, apakah Putin sudah sejauh ini memperhitungkan dampak dari invasi militernya ke Ukraina? Putin sudah pasti tidak bisa menjadi kritis, karena dikelilingi hanya oleh orang-orang yang hanya bisa menjawab "ya" pada Putin sendiri. Mental otokrat itu akan menjadi sinyal kehancuran sendiri.  

Dalam hal teori politik, seorang otokrat akan menjadi bodoh dalam perjalanan waktu. Bahkan ia tidak mudah percaya pada orang lain, termasuk pada informasi intelijennya. Sampai pada otokrat kronis, Putin akan berpikir bahwa rakyat Ukraina akan menyambutnya sebagai pahlawan yang mirip sang dewa. 

Keprihatinan global saat ini

Semestinya secara global manusia perlu menyadari ada hal mendesak saat ini yakni berkaitan dengan kelaparan, pemanasan global, krisis covid-19, pembatasan gerakan migrasi yang muncul. Semua tema-tema itu harus pula secara mendalam dikaji, bahkan perlu secara terorganisir dan secara politis ditempatkan sebagai prioritas.

Keberhasilan dalam mengatasi isu-isu global itu tidak terpisahkan dari junjungan nilai-nilai bersama yang menopang opsi kehidupan dan bukan persaingan antara negara hingga invasi militer misalnya. 

Membangun kepercayaan melalui hubungan timbal balik yang harmonis dalam semua bidang kehidupan antara negara semestinya merupakan cita-cita global untuk mengatasi tantangan global pula. Ya, memiliki wawasan yang jauh ke depan secara bertanggung jawab dalam mengatasi isu-isu global ini.

Demikian pokok pikiran dan analisis terkait dampak dari invasi militer Rusia kepada Ukraina.  Agresi militer Rusia tidak hanya berdampak pada kematian, kemelaratan dan krisis ekonomi secara langsung di Ukraina, tetapi juga pada gilirannya berdampak buruk pula untuk Rusia sendiri. 

Sanksi ekonomi dan kehilangan kepercayaan politik dan ekonomi sudah merupakan kenyataan yang paling dekat dengan Rusia saat ini. Apakah Putin akan berubah pikiran dan tetap mengandalkan nuklirnya? Ikuti saja perkembangan selanjutnya.

Salam berbagi, ino, 3.03.2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun