Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Perang, Kutukan untuk Rusia, dan Doa Damai

25 Februari 2022   01:39 Diperbarui: 25 Februari 2022   11:56 1602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tentang perang, kutukan untuk Rusia dan doa damai | Dokumen diambil dari: fr.de

Secara tegas daerah konflik itu dinyatakan sebagai wilayah merdeka secara terang-terangan oleh Putin pada Senin, 21 Februari 2022 dan karena itu Putin mengerahkan kekuatan militer ke Donetsk dan Luhansk di Ukraina timur. 

Penjagaan wilayah separatis dengan jumlah pasukan Rusia sebesar 150.000 tentara di daerah perbatasan.

Sebagai akibat dari pengerahan pasukan ke daerah Donetsk dan Luhansk di Ukraina timur, maka Putin dituduh oleh banyak media Barat bahwa telah melanggar hukum internasional. 

Tidak kalah kerasnya tuntutan dari Presiden As, Joe Biden bahwa Rusia sendiri harus bertanggung jawab atas kematian dan penderitaan manusia. 

Tidak hanya itu, AS dan sekutunya akan dengan tegas "meminta pertanggungjawaban Rusia" untuk agresi militer itu.

Kutukan dan reaksi yang tidak kalah pentingnya adalah dari pihak Jerman bahwa agresi militer Rusia akan memiliki harga yang belum pernah terjadi sebelumnya secara politik, ekonomi dan moral, tegas Duta Besar Jerman untuk PBB Antje Leendertz pada pertemuan darurat jangka pendek Dewan Keamanan PBB di New York pada Rabu malam.

Peringatan NATO

Kutukan keras terhadap agresi militer Rusia datang juga dari Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg. Katanya, serangan militer Rusia itu adalah serangan sembrono yang tidak beralasan. 

Hal ini karena melalui serangan itu Rusia telah menempatkan kehidupan warga sipil yang tak terhitung jumlahnya ke dalam bahaya, padahal Nato sendiri sudah berkali-kali memberikan peringatan berkali melalui upaya diplomatik. 

Kenyataan telah membuktikan bahwa Rusia telah memilih jalan agresi militer terhadap Ukraina, sebuah negara merdeka dan berdaulat.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB Antnio Guterres mengimbau pihak Moskow agar Presiden Putin selaku Presiden Rusia, atas nama kemanusiaan segera menarik kembali pasukan militernya ke Rusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun