Meru bahkan seperti buah penyelamat yang diberikan secara cuma-cuma untuk menyelamatkan kehidupan petani desa pada saat kelaparan.
Saya tidak bisa melupakan kisah itu. Sekalipun sudah sekian tahun tidak pernah makan lagi buah meru, namun ingatan ini tetap datang bersamaan dengan rasa syukur dan lezatnya meru kala itu.
Buah meru dewasa ini
Meru saat ini masih tumbuh dan terus berbuah lebat di hutan, tanpa banyak orang yang mau mengolahnya, padahal rasanya sangat enak.Â
Buah meru rupanya saat ini menjadi lumbung keberuntungan bagi satwa seperti burung dan juga jenis-jenis seperti kera, musang, kelelawar dan mungkin juga jenis binatang lainnya.
Sekalipun buah meru tampak merah dan kuning, namun buah meru tidak bisa dimakan mentah, selain untuk jenis satwa burung dan binatang hutan lainnya.Â
Merah dan kuning, namun terasa tetap keras karena pada bagian dalamnya masih ada lapisan yang umumnya berwarna kuning dengan biji-biji kecil pada bagian paling tengah.
Buah meru itu mirip sekali dengan biji pohon ara, cuma biji pohon ara jauh lebih besar dan jarang direbus selain orang makan mentah.Â
Nah inilah bedanya buah meru dan buah ara. Keduanya hampir sama baik dari struktur pohon, daun dan bijinya, cuma pohon ara jauh lebih besar pohon dan buahnya.
Pohon rengga adalah jenis pohon yang sangat bersahabat, mungkin karena buah-buahnya yang bisa dimakan, tetapi juga karena pohonya yang kecil dan tidak bisa dipakai untuk bahan bangunan.