Belum lagi hoax dipakai sampai pada tingkat instrumen politik untuk menjatuhkan lawan politik. Mengapa bisa terjadi seperti itu? Saya yakin salah satu sebabnya adalah karena pendidikan di Indonesia belum memberikan tempat riset sebagai prioritas penting dalam pendidikan secara umum.
Sebagai akibatnya orang-orang penting dan berpendidikan pun bisa tidak menghargai kebenaran dari suatu informasi, bahkan memanipulasi informasi tanpa ada beban hati nurani.Â
Riset perlu menjadi darah daging anak bangsa, sehingga mental anak bangsa ini tidak mau percaya saja tanpa temuan riset seseorang atau bahkan tidak akan berbangga kalau melakukan hoax. Iklim riset perlu diciptakan hingga menjadi suatu kebiasaan yang hidup dalam setiap jenjang pendidikan.
5. Riset itu cara membangun lumbung ilmu
Melakukan riset tidak banyak disadari sebagai cara membangun lumbung ilmu pengetahuan. Saya percaya itu karena berangkat dari pengalaman pribadi melakukan riset.
Informan kunci tidak akan hidup selamanya. Oleh karena itu, apa yang mereka tahu tentang warisan dan peradaban akan berhenti bersamaan dengan usia pikun dan saat mereka meninggal dunia.Â
Beberapa pemberi informasi kunci dalam riset saya pada tahun 2006 sudah meninggal, lantas saya sempat berpikir bahwa apa jadinya kalau apa yang mereka tahu itu tidak pernah ditulis atau tidak pernah diteliti. Mereka seakan meninggal tanpa meninggalkan jejak cerita tentang keilmuan.
Dari pengalaman itulah sebetulnya riset itu sangat penting, ya seperti membangun lumbung ilmu yang mungkin saja saat ini belum dibutuhkan, tetapi suatu saat pasti hasil riset itu menjadi sangat berarti sebagai satu rujukan ilmu pengetahuan.
Demikian gagasan-gagasan tentang riset yang sedang menjadi topik pembicaraan di negeri tercinta ini, secara khusus berkaitan dengan tantangan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Riset tidak hanya berkaitan dengan level kesejahteraan dan apresiasi negara, tetapi lebih-lebih hendaknya menjadi prioritas pendidikan.Â
Ya, pendidikan dan kurikulum yang berbasiskan riset dan inovasi, tidak hanya akan menumbuhkan gairah anak bangsa untuk semakin menjaga martabat keilmuan bangsa dan negara ini, tetapi juga dalam banyak aspek berdampak juga dalam menepis isu-isu dan fenomena radikalisme dan hoax.
Riset pada akhirnya diharapkan menjadi darah daging anak bangsa ini. Oleh karena itu, pendidikan di Indonesia hendaknya menjadikan riset sebagai prioritas pendidikan dan terus membangun iklim rasa ingin tahu untuk melawan gejolak "percaya saja."Â