Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Penulis Itu Bebas Gender dan Rahasia Kecil Kepuasan Batinnya

14 Desember 2021   14:59 Diperbarui: 14 Desember 2021   15:12 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepuasan batin yang diperoleh secara langsung saat menulis tema-tema yang dianggap sulit adalah saat tulisan itu akhirnya bisa diselesaikan dan tidak dihapus atau dibuang. 

Nah, ini pengalaman pribadi juga, beberapa judul dan barisan kalimat sudah bertengger pada kolom draft, namun akhirnya nggak bisa dilanjutkan, lalu dihapus.

Betapa puas batin ini jika toh tema yang sulit itu akhirnya bisa diselesaikan. Kepuasan batin seorang penulis diperoleh bukan saja semata-mata karena apresiasi dari sesama penulis, tetapi bahwa bahwa ia sudah melalui pergulatan sulit dan melampaui itu sendiri.

Pertanyaan sederhana: Pernah nggak teman-teman mengalami hal seperti itu? Mengapa ada kepuasan batin? Saya kira kepuasan batin itu berada pada dimensi yang sangat pribadi.

Hanya orang yang benar-benar mengalami bagaimana berjuang untuk menulis dengan sungguh-sungguh akan merasakan kepuasan batin terkait apa yang sudah ditulisnya.

Ya, akan lebih indah dan membahagiakan lagi kalau tulisan yang ditulis dengan susah payah, penuh perjuangan itu akhirnya dibaca teman-teman lain. Senang juga kan?

Nah, perasaan-perasaan seperti itu rupanya sangat manusiawi dan saya percaya setiap penulis punya ukuran kepuasan batinnya masing-masing. Ada yang puas kalau artikelnya selesai ditulis lalu bisa diposting. Ada yang puas kalau artikelnya bisa mencapai nilai tertinggi, ada yang puas kalau masuk kategori populer, headline dan lain sebagainya.

Kepuasan batin itu penting, sebab tanpa kepuasan batin orang tidak akan menikmati apa yang baik dari menulis itu sendiri.  Menulis itu ternyata nikmat lho.

Demikian percikan catatan kecil pergulatan pribadi yang berawal dari kesulitan menulis tema "seluk beluk menstruasi" sampai pada gagasan penulis itu bebas gender dan bisa menemukan kepuasan batin saat menulis tema-tema yang sulit. Kenikmatan yang ekstra ada di sana, karena ada tantangan baru dan telah melampaui saat krisis takut menulis tema-tema yang sulit.

Salam berbagi, ino, 14.12.2021.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun