Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Misteri Kata "Jatah" dan Hari Anti Korupsi 2021

10 Desember 2021   08:26 Diperbarui: 10 Desember 2021   08:35 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Game "jatah" itu merupakan game dengan wajah ganda. Di satu sisi orang tidak suka karena jatah itu punya taruhan besar, sedangkan pada sisi lainnya orang tidak bisa menjadi sosok sipil yang hebat tanpa pakai jatah dengan amplop yang tebal.

Ujung-ujungnya logika masyarakat biasa seperti ini, "Jika saya habiskan uang 350 juta sekarang, maka dalam kurung waktu singkat uang itu sudah bisa dikembalikan."

Jika dia sudah "jadi orang" pasti dia juga bisa punya tawaran jatah. Biarlah .... cukup sekali lelah, tapi seumur hidup cuma berurusan dengan terima uang. Kalau anak harus kuliah, berapa besar biaya yang harus dikeluarkan, belum lagi setelah tamat jadi penganggur pula.

Jatah dalam konteks pembangunan di Indonesia

Jatah dalam konteks pembangunan di Indonesia lebih seru lagi. Orang belum buat apa-apa saja sudah sebut ada jatah proyek. Pertanyaannya, apakah ada jatah proyek buat saya?

Proyek-proyek pembangunan di semua lini dan di mana saja itu selalu ada jatahnya. Proses tender juga bisa jadi punya jatahnya. Tema tentang korupsi itu memang rasanya ngeri-ngeri sedap deh.

Kapan negeri ini benar-benar bersih dari korupsi? Bagaimana caranya untuk memutuskan rantai jatah yang berujung pada korupsi itu?

Saya tetap optimis bahwa gerakan antikorupsi mesti dilakukan dari dua arah: pertama,  secara horisontal, gerakan antikorupsi mesti mulai gencar dari rumah dan dari pendidikan pada semuanya jenjangnya. Kedua, secara horisontal, gerakan antikorupsi mesti didukung oleh regulasi dan kontrol sosial yang bisa menekan kemungkinan untuk korupsi.

Ya, ketegasan untuk melawan korupsi tidak perlu lagi mengenal seberapa besar uang yang dikorupsi, besar atau kecil itu tetaplah sebagai korupsi. Jika korupsi kecil-kecil dibiarkan, maka mental korup itu akan berkembang.

Alasan Korupsi dan Tantangan bagi mereka yang bicara tentang korupsi

Siapa yang berani bicara dengan kritis mengkritisi proyek-proyek pembangunan di Kabupaten, kecamatan dan desa, pasti dibenci bukan cuma oleh penjabat-pejabat di sana, tetapi juga akan dibenci oleh keluarga mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun