Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Misteri Ketidakhadiran dan Pesan yang Ditinggalkan Seseorang

30 November 2021   04:08 Diperbarui: 1 Desember 2021   05:01 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ya, dengan rasa penasaran teman itu ingin tahu tentang apa yang sedang saya hadapi. Satu hal yang dia benar-benar tidak tahu adalah bahwa saya sedang berusaha memahami misteri ketidakhadirannya dan melalui pintu itu dia berulang kali meninggalkan pesan.

Tanpa menyebut secara jelas siapa yang saya maksudkan, dia langsung dengan terbuka memberi contoh tentang masing-masing dari kami. Menariknya bahwa selama ini saya tidak menyadari bahwa saya punya kebiasaan makan mie setelah pulang dari kampus sekitar jam empat sore.

Katanya, "saya tahu bahwa kamu sudah di rumah atau belum dengan melihat, plastik sampah di dapur. Jika ada bungkusan mie dan cangkang telur berarti kamu sudah di rumah." Mendengar cetusannya itu, semua tertawa meledak dan saya juga ikut tertawa.

Ya, suatu pagi yang tidak biasa kami alami dengan suatu keramaian karena kami bercerita tentang hal yang kecil dan tidak biasa, namun unik untuk setiap orang. 

Semua tidak menyangka bahwa kantong tempat buangan sampah dapur ternyata bisa memberikan jawaban tentang pertanyaan di manakah seseorang dan apa yang dimakannya.

3. Orang tahu dari perubahan posisi barang yang sering digunakan seseorang

Kepribadian seseorang sangat dipengaruhi oleh lamanya waktu ia melakukan hal yang sama. Semakin lama ia melakukan sesuatu sekalipun itu sederhana, maka ia akan menganggap itu sebagai yang pantas seperti itu dan bukan dengan cara lain dan pada posisi lainnya.

Di rumahku ada dua gerobak dengan ukuran berbeda; yang satu lebih panjang dan yang lainnya lebih pendek dan kecil. Ada seorang teman yang selalu menempatkan yang kecil itu di sebelah kiri dan yang besar itu di sebelah kanan.

Lama saya amati itu tanpa bertanya mengapa harus begitu? Suatu waktu teman itu tidak ada di rumah dan saya coba menukar posisi gerobak itu. Yang kecil di sebelah kanan dan yang besar di sebelah kiri, waktu itu pukul 13.05 siang. Selanjutnya pada pukul 14.00 saya kembali ke dapur, saya melihat posisi gerobak itu masih tetap seperti yang saya tempatkan. Saat itu saya tahu bahwa dia belum ada di rumah.

Namun pada pukul 15.00 posisi gerobak itu sudah kembali seperti selera teman saya, yang kecil di sebelah kiri dan yang besar di sebelah kanan. Pada saat itulah saya tahu bahwa dia baru saja datang atau juga sudah ada di rumah.

Nah itulah yang namanya orang hidup dari keteraturan dalam waktu yang sangat lama akan begitu mudah masuk ke dalam perangkap status quo. Posisi baginya merupakan persoalan besar yang selalu punya konsekuensinya, meskipun dari sisi tertentu sebenarnya tidak ada bedanya, entah di posisi kiri atau kanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun