Oleh karena itu, pemahaman yang benar tentang pentingnya nilai sejarah yang lahir dari koleksi-koleksi unik itu tetap harus dihargai. Tanpa warisan budaya, orang tidak mungkin bisa berbicara banyak atau hanya tertinggal semacam dongeng untuk obat tidur saja.
Dari 800 objek yang ada di Museum Papua, sebenarnya bisa menjadi 800 cerita tentang Papua. Coba bayangkan mulai dari alat pertanian dari tulang dan batu, senjata untuk berburu, batu-batu yang mereka yakini punya kekuatan untuk melindungi diri dan keluarga mereka.
Di sana ada ukiran tempat untuk minum, makan, perhiasan, ada perahu-perahu tua mereka, ada ukiran asli karya tangan mereka, ada jenis hiasan dari kulit binatang. Ada jenis beragam tengkorak buaya raksasa dengan aneka simbol yang menyertainya.
Duh rasanya pengen lagi seharian di sana deh, biar lebih puas foto-foto dan bisa melihatnya dan bisa bercerita lebih lama lagi dengan Dr. Weiglein.Â
Dinamika proses budaya dalam jaringan global itu sendiri bisa saja berdampak ganda, bisa memberikan perkembangan ilmu dan pemahaman manusia, tetapi juga bisa membuat manusia sendiri lupa akan budayanya sendiri.Â
Satu hal yang pasti bahwa budaya itu bersifat dinamis. Oleh karena itu, tanggung jawab dan kesadaran budaya memang sangat dibutuhkan agar kelestarian budaya itu bisa dilihat sebagai pilihan yang tepat terkait kejelasan sejarah dan ilmu pengetahuan.Â
Dukungan Konsulat Jenderal Republik Indonesia pada visi dan komitmen kelestarian budaya Indonesia
Kelestarian budaya itu bisa terjadi jika ada semangat bersama untuk melestarikannya dengan kesadaran yang relevan dengan perspektif tantangan kekinian sehingga bisa memberikan kontribusi kepada generasi muda Indonesia.
Oleh karena itu sangat menarik ketika Konsul Jenderal Republik Indonesia di Frankfurt, Bapak Acep Somantri pada peringatan hari Sumpah Pemuda ke-93 yang berlangsung 30 Oktober 2021 mengunjungi museum Papua dan merayakannya di sana.
Hadir dalam acara itu adalah tokoh-tokoh masyarakat Indonesia di Frankfurt, pengurus organisasi masyarakat Indonesia dan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di wilayah kerja KJRI Frankfurt, anggota Dharma Wanita Persatuan (DWP) KJRI Frankfurt.