Bapak kepala suku hanya menjawab bahwa gading itu tidak akan dijual, tetapi akan tetap disimpan sebagai warisan. Nah, suatu ketika pada tahun 2019 ketika berangkat ke Palestina, saya pernah mampir di sebuah toko souvenir.Â
Di sana ternyata ada dua gading raksasa yang kalau tidak salah ukurannya mirip sekali dengan yang ada di rumah adat Nggela. Saya bertanya berapa harga gading itu di Palestina. Ternyata harganya sebesar 175.000 dollar As.Â
Ini cuma dari segi nilai yang tersimpan di rumah adat. Jangan lupa itu baru satu rumah adat. Berapa rumah adat yang ada di seluruh Indonesia misalnya.Â
Saya yakin bahwa di hampir semua rumah adat itu ada saja warisan leluhur yang punya nilai sejarah dan juga nilai jual yang mahal, meskipun tidak akan pernah dijual semua warisan yang ada di dalamnya.
Tulisan ini adalah gagasan yang mencoba menghubungkan kembali antara wawasan tentang museum nasional dan rumah adat. Jika gagasan ini bisa diperhatikan, maka ada kemungkinan yang cukup besar perhatian pemerintah untuk pemeliharaan dan perawatan rumah adat.
Adakah perbedaan antara rumah adat dan museum?
Perlu diperhatikan bahwa museum adalah gedung yang digunakan sebagai tempat untuk pameran tetap benda-benda yang patut mendapat perhatian umum, seperti peninggalan sejarah, seni dan ilmu; tempat menyimpan barang kuno, rekaman suara tokoh-tokoh politik, ilmuwan.Â
Dari definisi di atas sangat jelas bahwa ada suatu hubungan yang erat antara museum dan rumah adat. Meskipun demikian rumat adat tetap saja bukan sebagai rumah biasa yang dimengerti sama seperti arti kata museum.Â
Rumah adat masih punya arti sakralitas dari sebuah rumah. Jadi, rumah adat bukan saja sebatas tempat penyimpanan barang-barang bersejarah dan kuno, tetapi menjadi lokasi sentral dari sebuah kultus yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Ya, sebuah kultus cinta yang mempertemukan semua warga dalam satu rumah, satu tradisi dengan kekayaan adat yang mempersatukan sejarah dan peradaban mereka.
Adakah museum dipahami dalam kaitannya dengan warisan tradisi yang mengajarkan peradaban bangsa kita?Â