Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengapa Orang Tidak Menulis dari Kebetulan dalam Hidupnya?

7 Oktober 2021   11:58 Diperbarui: 7 Oktober 2021   16:16 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tentang kebetulan sinkronisasi pikiran manusia dan alam | Dokumen pribadi oleh Ino

"Oleh karena tidak adanya kesadaran bahwa kebetulan itu cukup sering sebagai saat indah, maka tidak jarang kebetulan yang semestinya saat indah dan berarti cuma dikenang sebagai pengalaman pribadi, tanpa pernah diceritakan dan dimaknai, apalagi dibagikan."

Hidup manusia tidak pernah terpisah dari apa yang namanya kebetulan. Setiap orang pasti pernah menyebut kata kebetulan dan tentu juga punya pengalaman terkait kebetulan dalam hidupnya.

Kebetulan dalam suatu sore suasana ruangan itu sepi dan sedikit jumlah manusia di dalamnya; muncul pertanyaan, apakah suasana hari ini adalah suatu kebetulan? Masak sih, sedikit saja orang yang datang menghadiri acara itu?

Kebetulan ada suasana itu, maka saya sendiri tergerak untuk menulis tentang kebetulan dalam hidup manusia. Sore itu juga saya duduk di pinggir sungai Rhein sambil merenungkan deretan kebetulan dalam hidup.

Maaf saya hanya bermaksud bahwa tema tentang kebetulan itu tidak begitu cepat diubah dengan kosa kata religius tertentu. Mengapa begitu? 

Tidak sedikit orang yang begitu mudah protes dengan sesuatu yang dinamakan kebetulan, bagi mereka itu bukan kebetulan, tetapi itu mukjizat dari Tuhan. Ya, tentu saja setiap berbeda pandangan. Ada juga orang lain yang melihat kebetulan sebagai peristiwa manusiawi saja.

Ya, bisa-bisa saja sih, tetapi bagaimana dengan orang-orang yang tidak biasa mengenal apa itu mukjizat. Apa kata mereka tentang kebetulan? Karena itu, saya lebih tertarik untuk melihat kebetulan sebagai sesi indah dalam hidup manusia.

Sebagai sesi kehidupan yang indah tentu kebetulan itu menarik untuk diceritakan. Coba bayangkan sejenak, berapa peristiwa yang bisa dinamakan sebagai suatu kebetulan dalam hidup Anda?

Banyak bukan? Berapa yang sudah diceritakan atau berapa yang sudah ditulis untuk dibaca orang lain? Tentu masih terlalu sedikit orang yang menulis dan menceritakan pengalaman yang terhubung dengan yang namanya kebetulan dalam hidup ini.

Karena itu, dalam tulisan ini, saya ingin memperlihatkan beberapa dimensi dari pengalaman manusia tentang kebetulan sebagai saat indah yang penuh kejutan:

1. Apa yang diberikan kepada saya persis seperti yang saya butuhkan

Saya masih ingat tahun 2012 waktu itu saya menghadiri suatu pertemuan di sebuah kota. Seusai pertemuan saya memesan mobil taksi untuk menghantar saya ke bandara. 

Ketika keluar dari pintu ruang pertemuan, saya dihadang oleh seorang ibu dengan amplop ditangannya. Ia langsung memberi saya amplop itu, katanya, "Itu untuk kamu."

Pada waktu yang singkat, ibu itu memperkenalkan namanya. Sepanjang perjalanan saya cuma bertanya, siapa sih ibu itu dan apa yang diberikannya pada saya? 

Saya belum pernah bertemu sebelumnya, orang dan namanya sungguh baru buat saya. Setiba dalam sebuah rumah singgah, saya memasuki kamar dan mencari tahu, apa isi amplop itu.

Nah, pada waktu itu saya benar-benar kaget, karena sebetulnya beberapa minggu sebelumnya saya sedang memesan barang dari sebuah kota lain dengan harga yang cukup mahal dan saya tidak punya uang sejumlah itu.

Ternyata di dalam amplop itu adalah sejumlah uang yang setelah dihitung jumlahnya persis dengan harga barang pesanan saya. Ini benar-benar kebetulan. Percaya kan bahwa itu adalah sebuah kebetulan?

Saya percaya bahwa memberi itu memang ada hubungannya dengan hal yang lebih tinggi, tetapi soal jumlah yang persis antara yang saya terima dan apa yang saya butuhkan, itu adalah kebetulan.

Ya, itu adalah kebetulan, karena sampai dengan saat itu saya tidak tahu mengapa dan atas dasar apa angkanya menjadi sama. Kalau soal memberi saya kira itu bukan kebetulan, karena alasannya jelas. Orang memberi karena ia menyadari bahwa ia pernah menerima.

Orang Jerman menyebut kebetulan dengan kata Zufall. Zufall tanpa kausal yang dapat ditemukan untuk suatu peristiwa. Pernahkah Anda juga mengalami hal serupa? 

2. Kebetulan terjadi karena ada titik sinkron antara manusia dengan alam

Tidak jarang bahwa orang mengatakan seakan-akan alam itu mengerti dengan kerinduan manusia. Ya, bisa saja terjadi hal seperti itu, tetapi pada pengalaman yang lain, orang bisa saja mengatakan bahwa alam begitu kejam.

Tentu, setiap orang punya keragaman pengalaman terkait alam. Alam tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Alam terkadang menjadi tempat keluhan dan harapan manusia.

Tidak jarang, ketika orang dalam kebingungan, alam mungkin hanya bisa mendengar suara teriakan entah itu protes, sukacita, doa dan nada-nada lainnya.

Suatu hari saya hendak berangkat meninggalkan rumah. Waktu itu terlihat cuaca alam sangat mendung, bahkan terlihat gerimis dan gelap. Waktu sudah mengharuskan saya untuk segera berangkat.

Ada rasa cemas, gelisah dan takut, karena hari itu tiba-tiba hujan lebat, lalu berhenti dan kembali turun hujan. Ya, suatu keadaan alam yang tidak pasti.

Kebetulan setelah hujan lebat itu berhenti, saya mengambil keputusan saat itu juga harus berangkat. Tidak terduga bahwa dalam perjalanan yang mulanya ditemani gerimis, perlahan-lahan akhirnya berhenti dan bersinar cahaya terang matahari. 

Ya, itu suatu kebetulan yang dalam perspektif banyak orang bisa tetap beragam. Satu hal yang saya percaya adalah bahwa doa tulus manusia bisa juga memperoleh titik sinkron dengan alam. Apakah Tuhan merestui dan bisa mengendalikan alam? Tentu itu soal lain lagi.

3. Kebetulan dalam dunia mimpi dan kenyataan hidup manusia

Cukup sering orang mengatakan mimpinya telah menjadi kenyataan. Ungkapan itu sering ada dalam dua pemahaman; pertama, mimpi lebih sebagai sebuah cita-cita yang memang direncanakannya sendiri. Kedua, ada mimpi yang benar-benar merupakan realitas bawah sadar manusia. 

Tulisan ini berhubungan dengan pemahaman kedua, karena cukup sering bahwa orang tidak mengerti, mengapa mimpi itu bisa menjadi suatu kenyataan. Atau apakah mungkin orang mengatakan itu sebagai suatu kebetulan? 

Tentu saja, ketika orang tidak sanggup menemukan penyebabnya, maka itulah yang namanya Zufall, suatu kebetulan. Seberapa sering kebetulan seperti itu dialami, dan mengapa bisa menjadi hal yang berulang terjadi? 

Bahkan mimpi begitu sering menjadi kenyataan, cuma wilayah pemahaman terkait hal itu terlalu pribadi, sehingga begitu sulit untuk menjelaskan hal itu kepada orang lain. 

Kebetulan dalam arti itu ternyata sudah dialami banyak orang dan hanya orang yang pernah mengalaminya mengerti dan bisa mengatakan itu entah sebagai suatu kebetulan atau nama lainnya. 

Beranikah orang menulis mimpi dalam hubungannya dengan kenyataan? Mimpi mungkin saja lebih mudah ditulis sebagai cerita fiksi, ya terserah saja. Akan tetapi, bagi sebagian orang yang pernah mengalami mimpi, kemudian ditafsir dalam kaitannya dengan kehidupan nyata, bahkan bisa berdampak positif, maka mimpi akan dilihat lebih dari sebuah cerita fiksi, tetapi sebagai moment pencerahan dari Sang Pencipta.

Dari 3 poin ulasan di atas dapat disimpulkan beberapa hal berikut ini:

1. Kebetulan itu nyata sebagai bagian dari pengalaman manusia umumnya. Manusia sendiri menamakan itu kebetulan karena manusia tidak sanggup menemukan penyebabnya.

2. Sinkronisasi antara apa yang dipikirkan manusia dengan alam itu memang bisa menjadi tema yang perlu terus digeluti, bukan cuma untuk memahami misteri hubungan keduanya manusia dan alam, tetapi untuk menciptakan respek baru manusia terhadap alam kehidupannya.

3. Dunia mimpi masih dilihat sebagai kebetulan yang belum bisa diterjemahkan entah fiksi atau pencerahan yang melampaui alam kesadaran manusia itu sendiri. Menulis tentangnya tetap merupakan bagian dari usaha manusia membaca dimensi yang terkait dengan kehidupan manusia itu sendiri. 

Demikian beberapa ulasan yang terkait dengan tema kebetulan dalam hidup manusia. Seberapa sering peristiwa-peristiwa yang dinamakan sebagai kebetulan diterima dan dilihat sebagai saat indah? Tentu, semua dikembalikan kepada setiap orang yang mengalaminya. Bagaimana setiap orang menafsirkannya? Tentu bisa juga melahirkan narasi dan literasi yang beragam. Tulisan ini hanya menjadi suatu kemungkinan untuk menggapai gagasan di saat tidak ada ide dan tema yang pasti, yang bisa ditulis. Mengapa kebetulan dalam hidup manusia itu tidak ditulis?

Salam berbagi, ino, 7.10.2021. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun