Tentu, setiap orang punya keragaman pengalaman terkait alam. Alam tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Alam terkadang menjadi tempat keluhan dan harapan manusia.
Tidak jarang, ketika orang dalam kebingungan, alam mungkin hanya bisa mendengar suara teriakan entah itu protes, sukacita, doa dan nada-nada lainnya.
Suatu hari saya hendak berangkat meninggalkan rumah. Waktu itu terlihat cuaca alam sangat mendung, bahkan terlihat gerimis dan gelap. Waktu sudah mengharuskan saya untuk segera berangkat.
Ada rasa cemas, gelisah dan takut, karena hari itu tiba-tiba hujan lebat, lalu berhenti dan kembali turun hujan. Ya, suatu keadaan alam yang tidak pasti.
Kebetulan setelah hujan lebat itu berhenti, saya mengambil keputusan saat itu juga harus berangkat. Tidak terduga bahwa dalam perjalanan yang mulanya ditemani gerimis, perlahan-lahan akhirnya berhenti dan bersinar cahaya terang matahari.Â
Ya, itu suatu kebetulan yang dalam perspektif banyak orang bisa tetap beragam. Satu hal yang saya percaya adalah bahwa doa tulus manusia bisa juga memperoleh titik sinkron dengan alam. Apakah Tuhan merestui dan bisa mengendalikan alam? Tentu itu soal lain lagi.
3. Kebetulan dalam dunia mimpi dan kenyataan hidup manusia
Cukup sering orang mengatakan mimpinya telah menjadi kenyataan. Ungkapan itu sering ada dalam dua pemahaman; pertama, mimpi lebih sebagai sebuah cita-cita yang memang direncanakannya sendiri. Kedua, ada mimpi yang benar-benar merupakan realitas bawah sadar manusia.Â
Tulisan ini berhubungan dengan pemahaman kedua, karena cukup sering bahwa orang tidak mengerti, mengapa mimpi itu bisa menjadi suatu kenyataan. Atau apakah mungkin orang mengatakan itu sebagai suatu kebetulan?Â
Tentu saja, ketika orang tidak sanggup menemukan penyebabnya, maka itulah yang namanya Zufall, suatu kebetulan. Seberapa sering kebetulan seperti itu dialami, dan mengapa bisa menjadi hal yang berulang terjadi?Â
Bahkan mimpi begitu sering menjadi kenyataan, cuma wilayah pemahaman terkait hal itu terlalu pribadi, sehingga begitu sulit untuk menjelaskan hal itu kepada orang lain.Â