Bapak yang senang dan bangga pada anak-anaknya. Ya, bayangan saya tidak jauh, selain sama seperti ketika saya naik kelas dan menjadi sang juara. Cerita kenaikan kelas dan menjadi sang juara sungguh menyenangkan ayah saya.Â
Demikian juga, saya pikir cerita tentang video call Presiden Jokowi dengan Greysia Polii dan Apriyani Rahayu adalah cerita panutan bagi seluruh orangtua.
Orangtua yang baik adalah mereka yang bisa memberikan apresiasi kepada anak-anak mereka, ketika anak-anak mereka adalah anak yang berprestasi, apalagi secara khusus mewakili bangsa Indonesia.
Meskipun demikian, Presiden Jokowi tampil bukan saja mewakili figur ayah dari seluruh orangtua di Indonesia, tetapi juga ia menyatakan haru dan bangganya dalam suatu hubungan baru dengan berkumandangnya Indonesia Raya.
Artinya, kebanggaan orangtua karena anak-anak mereka yang berhasil itu adalah kebanggaan yang terhubung dengan kebanggaan secara umum dan nasional, ya tentang lagu kebangsaan.
Nah, tentu bukan saja sang ayah yang harus berbangga, tetapi dengan menyebut Indonesia Raya sebetulnya di sana ada ibu yang berperan , ...."jadi pandu ibuku."
Peran sebagai pemandu sama artinya dengan penuntun yang memberikan teladan bagi yang lain. Kemenangan Greysia Polii dan Apriyani Rahayu adalah "pandu"Â bagi anak bangsa yang punya tanggung jawab untuk menjaga dan meneruskan tradisi emas Olimpiade Indonesia.
4. Saya tunggu di istana nanti
Sungguh begitu sederhana kata-kata itu, "saya tunggu di istana nanti," tapi jangan salah ya, istana negara dan diucapkan oleh seorang Presiden.Â
Dari ucapan itu terbersit juga harapan dan kerinduan bahwa akan ada suatu perjumpaan antara anak-anak dan bapaknya yang sedang menunggu.
Secara psikologis memang tidak langsung dikatakan bahwa sebagai sang ayah, ia sudah sangat merindukan kedatangan anak- anak yang telah mengharumkan nama bangsa ini.