Katakan, "Nak, kalau kamu menjadi anak yang rajin, tekun belajar, maka kamu akan menjadi orang yang berprestasi. Dan  jika kamu berprestasi, maka pasti kamu punya kesempatan untuk video call dengan Presiden."
Tentu video call dengan Presiden Jokowi itu bukan tanpa alasan. Di situlah letak keistimewaan bahwa Presiden Jokowi membuka ruang bagi anak-anak Indonesia untuk meraih kesempatan menjadi anak-anak istimewa.
Alasan keberhasilan itu bukan karena Presiden Jokowi pilih kasih, tetapi untuk memotivasi anak-anak Indonesia lainnya, "Ayo jadilah anak-anak Indonesia yang berprestasi dan bisa membawa nama harum bagi bangsa Indonesia."
2. Selamat atas keberhasilan mempertahankan tradisi  emas olimpiade Indonesia
Dari beberapa kalimat yang diucapkan Presiden Jokowi kepada Greysia Polii dan Apriyani Rahayu, saya paling berkesan dengan kalimat dimana ada kata-kata "tradisi emas."
Tradisi emas dalam Olimpiade Tokyo bukan sesuatu hal yang mudah tentunya. Namun, melalui ucapan itu seakan-akan Presiden Jokowi menggantungkan harapan yang begitu tinggi kepada seluruh anak-anak Indonesia bahwa meraih emas di kancah olimpiade itu sudah sejak dari dulu.
Kita Indonesia punya cerita kemenangan dan cerita emas. Dunia pasti tahu itu. Olimpiade tidak pernah menyisakan cerita tentang Indonesia tanpa emas.Â
Oleh karena itulah, sebutan "tradisi emas" oleh Presiden Jokowi sebenarnya merupakan suatu penegasan yang mengobarkan gairah untuk mempertahankan tradisi kemenangan dan emas sekaligus.
Pesan perjuangan terdengar jelas dari video singkat itu bahwa Jokowi secara tidak langsung menyapa anak bangsa Indonesia ini untuk terus berpacu dalam meraih kemenangan dan prestasi-prestasi terpuji lainnya yang mengatasnamakan Indonesia.
3. Saya senang, saya bangga apalagi waktu Indonesia Raya berkumandang
Saya melihat ungkapan hati Presiden Jokowi berikut ini, "Saya senang, saya bangga apalagi waktu Indonesia Raya berkumandang"Â lebih merupakan ungkapan hati seorang bapak.Â