Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Senja yang Kemarin

5 Agustus 2021   13:26 Diperbarui: 5 Agustus 2021   22:58 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Senja yang kemarin di atas kota Jakarta pada 4/08/2021 | Dokumentasi oleh: Ino

Kekasih senja, maafkan aku karena aku hanya punya waktu untuk menyimpan gambar wajahmu semalam.

Tak sempat membuka pintu kata hati tentang kamu.

Hari ini aku menulis tentang kamu yang kemarin.

Senja....kemarin kamu begitu unik setelah sehari aku mengintip dari tirai karantina ku.

Tak sangka bahwa wajahmu semakin cerah hingga sang awan datang menggodamu.

Ia berlari pelan tapi semakin mendekatimu dengan rindu menutupi wajahmu agar aku tidak sanggup melihatmu.

Gerah, gelisah, cemas dan takut kalau aku sungguh-sungguh tidak bisa melihatmu karena ulah sang awan itu.

Aku katakan sejujurnya, itu pikiranku saat mengikuti langkah pergimu kemarin pada 04 Agustus 2021.

Ingin aku mengusir sang awan itu, namun aku tidak sanggup karena aku dalam penjara tanpa jendela.

Penjara karena ingin hidup dan selamat untuk suatu perjumpaan denganmu di lain tempat dan waktu.

Senja...rindu ini tidak pernah pudar untuk melihatmu setiap hari dari kamarku yang sepi ini.

Andaikan itu mungkin, datanglah mendekatiku, biar aku merasakan hangatnya kasih-Mu.

Aku terpukul hingga nyaris membeku dalam rasa takut.

Tiada hari tanpa kabar duka dan kehilangan menghampiriku.

Senja...cuma kamu yang terlihat sanggup tersenyum di saat awan duka membalut aura kota Jakarta.

Kekuatan senyummu menembus pekatnya kelabu awan kemarin pada pukul 17.30 waktu ku.

Kau penghapus dahaga rindu damai dan hidup.

Kau penghibur saat duka dan lara silih berganti tanpa akhir datang setiap waktu.

Senja.... adakah  cintamu yang tersisa hingga bisa menghiasi hari ini sekali lagi?

Aku menunggumu dalam sepi pada pukul 17.30 sekali lagi.

 Liebe Senja, wir treffen uns spaeter,..ciao.....

Salam berbagi, ino, 5.08.2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun