Senja...rindu ini tidak pernah pudar untuk melihatmu setiap hari dari kamarku yang sepi ini.
Andaikan itu mungkin, datanglah mendekatiku, biar aku merasakan hangatnya kasih-Mu.
Aku terpukul hingga nyaris membeku dalam rasa takut.
Tiada hari tanpa kabar duka dan kehilangan menghampiriku.
Senja...cuma kamu yang terlihat sanggup tersenyum di saat awan duka membalut aura kota Jakarta.
Kekuatan senyummu menembus pekatnya kelabu awan kemarin pada pukul 17.30 waktu ku.
Kau penghapus dahaga rindu damai dan hidup.
Kau penghibur saat duka dan lara silih berganti tanpa akhir datang setiap waktu.
Senja.... adakah  cintamu yang tersisa hingga bisa menghiasi hari ini sekali lagi?
Aku menunggumu dalam sepi pada pukul 17.30 sekali lagi.
 Liebe Senja, wir treffen uns spaeter,..ciao.....