Pada awalnya, bagi saya semuanya sama asal ditayangkan saja sudah syukur banget. Setelah lebih dari 20 artikel yang tidak dipilih, saya baru menyadari ternyata ada perbedaan.
Sejak saat itu, saya berusaha menenangkan diri. Ketenangan itu tidak hanya berkaitan dengan tidak grogi atau terburu-buru posting atau tayang artikel, tetapi lebih-lebih karena pertimbangan isi dari sebuah tulisan dan penulisan yang baik dan benar.
Tulisan yang lahir dari ketenangan terasa berbeda, dengan tulisan yang lahir dari karena terburu-buru atau sedikit waktu, bahkan yang ditulis dalam perjalanan di dalam kereta misalnya.
Semua telah menjadi bagian dari pengalaman saya sebelum pada Senin, 12 Juli 2021 memperoleh centang biru itu. Â Saya semakin menghargai arti penting dari sebuah ketenangan dalam menulis. Ketenangan itu unsur utama dalam mempertimbangkan alur berpikir, kelogisan dan pesan, bahkan makna dari setiap kalimat.
Nah, kesadaran itulah yang membantu saya memproses sebuah artikel dengan melalui tahap-tahap sederhana, seperti ini:
1. Menulis judul dan kategori
2. Mulai menulis kalimat pertama yang langsung berkaitan dengan judul
3. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan langsung dengan judul tulisan
4. Membuat struktur dan sistematika sederhana berupa poin yang perlu disoroti lebih dalam lagi
5. Berhenti sejenak untuk mendengar letupan hati, sehingga munculnya kata-kata yang baru dan bermakna
6. Merumuskan kalimat penutup yang singkatÂ