Yang tradisional, tentu saja tidak akan jadi yang usang, jika semakin banyak orang yang punya daya kreativitas ingin melestarikan peradaban, tradisi dan kebiasaan. Saya pribadi percaya bahwa menulis itu adalah cara membuka mata manusia untuk membaca dunia, hingga mengerti apa yang mesti dikenang, apa yang pantas dirindukannya, dan memancing manusia untuk berpikir dan bertanya peran apa yang mesti dimainkannya untuk kelestarian lingkungan, alam dan tradisi masyarakat.Â
Demikian beberapa poin cerita dan alasan mengapa petani desa rindu menyambut musim panen yang akan tiba. Semoga cerita ini bisa membangkit kan ingatkan anak-anak desa yang semakin jauh dari kebiasaan masyarakat aslinya.Â
Sebuah kenangan indah bisa saja diceritakan kembali atau bisa ditulis lagi. Melalui tulisan, kebiasaan-kebiasaan dan tradisi masyarakat tradisional bisa dibaca lagi oleh generasi baru yang semakin jauh dari yang tradisional, sehingga semuanya tidak dilupakan begitu saja, tetapi diingat sebagai yang pernah ada dalam sejarah masyarakat Indonesia. Pernah gak kebayang, apa jadinya suatu bangsa tanpa petani desa yang setia menanam dan mengetam padi?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H