Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengapa Petani Desa Rindu Menyambut Musim Panen?

25 Maret 2021   13:11 Diperbarui: 26 Maret 2021   22:57 672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen pribadi: Angel Trokun

Yang tradisional, tentu saja tidak akan jadi yang usang, jika semakin banyak orang yang punya daya kreativitas ingin melestarikan peradaban, tradisi dan kebiasaan. Saya pribadi percaya bahwa menulis itu adalah cara membuka mata manusia untuk membaca dunia, hingga mengerti apa yang mesti dikenang, apa yang pantas dirindukannya, dan memancing manusia untuk berpikir dan bertanya peran apa yang mesti dimainkannya untuk kelestarian lingkungan, alam dan tradisi masyarakat. 

Demikian beberapa poin cerita dan alasan mengapa petani desa rindu menyambut musim panen yang akan tiba. Semoga cerita ini bisa membangkit kan ingatkan anak-anak desa yang semakin jauh dari kebiasaan masyarakat aslinya. 

Sebuah kenangan indah bisa saja diceritakan kembali atau bisa ditulis lagi. Melalui tulisan, kebiasaan-kebiasaan dan tradisi masyarakat tradisional bisa dibaca lagi oleh generasi baru yang semakin jauh dari yang tradisional, sehingga semuanya tidak dilupakan begitu saja, tetapi diingat sebagai yang pernah ada dalam sejarah masyarakat Indonesia. Pernah gak kebayang, apa jadinya suatu bangsa tanpa petani desa yang setia menanam dan mengetam padi? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun