Pokoknya setiap perubahan yang terjadi, selalu ada sasaran yang mau dicapai tentunya.Â
Rumus permainan itu erat kaitannya dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada kotak-kotak posisi lawan. Terkadang pion bisa dijual begitu, namun dalam permainan catur yang namanya makan gratis itu, harus lebih hati-hati lho. Ada U dibalik B.Â
Makan ternyata tidak selalu baik, atau kadang tidak perlu, kalau dalam posisi ancaman yang menuntut ada perubahan posisi intern.Â
Inilah beberapa ulasan dari pengalaman bermain catur pada masa Sekolah Dasar dan maknanya. Selanjutnya, saya ingin menyoroti tutur publik tentang kata catur itu dalam kaitannya dengan catur politik Tanah Air.Â
Catur dalam kancah politik
Kalau dilihat lebih jauh lagi, tema aktual ini sebenarnya lebih dari sekadar catur Dewa Kipas vs GM Irene. Mengapa?Â
Istilah catur, selain sebagai suatu permainan atau cabang olahraga, catur paling sering disebut berdampingan dengan kata politik, sehingga menjadi catur politik. Entah kenapa, saya membaca tema pilihan ini dengan arah ganda, yakni catur sebagai suatu permainan dan catur dalam konteks politik.
Oleh karena sudah begitu banyak penulis menyoroti catur sebagai suatu pertandingan, bahkan lengkap dengan sejarah perkembangannya, maka saya coba melihat kembali hubungan unik catur dalam dunia politik dan pendidikan.Â
Saya tidak tahu apakah politikus tanah air ini pandai bermain catur atau gak, namun simbol-simbol politik yang dipakai mereka, terasa banget itu simbol politik yang lahir dari dunia catur.Â
Cuma simbol politik itu, tidak bisa dipahami oleh semua orang, namanya simbol, arti dari sebuah simbol selalu tidak tampak. Karena itu, butuh penafsir untuk menafsirkan simbol.Â
Simbol kuda sering juga menonjol, namun sayangnya, dalam permainan catur kuda tidak akan kuat tanpa dukungan permaisuri atau kuda tidak kuat kalau ia bermain sendiri.Â